Tak Mau Dimakamkan Sebagai Wanita, Lucinta Luna: Kodrat Gue Laki-Laki
Jakarta – Lucinta Luna, selebritas Tanah Air yang sering mencuri perhatian publik dengan karakter dan kepribadiannya yang penuh warna, baru-baru ini kembali menarik perhatian dengan pengakuan terbaru tentang dirinya.
Dalam sebuah podcast di kanal YouTube Deddy Corbuzier, Lucinta Luna membahas hal sensitif terkait keinginannya saat meninggal nanti, di mana ia menyatakan ingin dimakamkan sesuai kodratnya sebagai laki-laki.
Ingin Dimakamkan Secara Laki-laki
- Tangkapan layar
Selalu berani dan penuh humor, Lucinta Luna menjawab pertanyaan dari Ebel Cobra, salah satu host podcast yang didampingi Praz Teguh, yang bertanya tentang cara pemakamannya kelak.
“Andaikata nanti lu sudah meninggal, lu mau dimakamkan secara cowok atau cewek?” tanya Ebel.
Mendengar pertanyaan ini, Lucinta Luna sempat berkelakar.
“(Jawab) jujur atau bohong nih,” ujarnya dengan senyum khasnya.
Praz dan Ebel meminta jawaban jujur, yang akhirnya diberikan Lucinta tanpa ragu.
“Ya, kodrat gue laki-laki, gue dimandikan secara laki-laki. Tapi ini privasi, hanya keluargaku, manajerku, dan teman-teman dekat,” jelasnya.
Sosok Lucinta Luna selalu menjadi perbincangan hangat di media sosial maupun di kalangan netizen karena gaya hidupnya yang unik, sikapnya yang terbuka, serta keberaniannya menghadapi kritik.
Meski kontroversi sering mewarnai perjalanan kariernya, ia berhasil menarik perhatian dengan berbagai karyanya, termasuk dalam lagu dangdut yang populer, seperti “Jom Jom Manjalita.”
Lucinta tak hanya menarik simpati para penggemarnya, tetapi juga tak jarang menghadapi pro dan kontra atas berbagai langkah yang ia ambil dalam hidup.
Meski begitu, kehadirannya tetap memiliki tempat tersendiri di dunia hiburan Indonesia, baik melalui karya maupun kisah pribadinya yang menginspirasi perbincangan.
Pengakuan Lucinta Luna dalam podcast ini kembali mempertegas keterbukaannya soal identitas dan keyakinan pribadinya, yang dengan jujur ia sampaikan kepada publik.
Di tengah banyaknya pandangan yang berbeda, ia tetap menunjukkan bahwa setiap orang berhak menentukan pilihan hidupnya, termasuk tentang hal-hal yang bersifat sangat pribadi.