Dangdut Koplo Menjadi Musik Peregangan di Liga Voli Korea, Begini Kata Sandiaga Uno
Jakarta – Indonesia, sebagai bagian dari sektor ekonomi kreatif, telah berhasil menempatkan diri dalam tiga besar dunia yang mampu menyumbang pendapatan negara.
Posisi pertama masih diduduki oleh Amerika Serikat, yang terkenal dengan industri perfilman Hollywood dan musik Jazz. Namun, perhatian juga tertuju pada Korea Selatan, yang memiliki kontribusi besar melalui KPop dan Drakor (Drama Korea).
Namun, ada satu genre musik yang mungkin tak banyak orang ketahui sebagai kontributor pendapatan negara yakni dangdut koplo.
Musik ini telah menembus batas-batas geografis dan menjadi musik resmi peregangan di liga voli Korea. Bagaimana bisa? Berikut ini JagoDangdut sajikan untuk Anda!
Dangdut Koplo Menjadi Musik yang Menyentuh Banyak Hati
- instagram @depok24jam
Dangdut koplo adalah genre musik yang lahir di Indonesia. Ia menggabungkan elemen-elemen dari dangdut tradisional dengan sentuhan modern, termasuk penggunaan instrumen elektronik dan ritme yang lebih cepat. Musik ini sering diiringi dengan tarian energetik yang memikat.
Penggemar dangdut koplo tidak hanya terbatas di Indonesia. Musik ini telah menyebar hingga ke berbagai penjuru dunia. Bahkan, di liga voli Korea, dangdut koplo menjadi bagian dari ritual pemanasan sebelum pertandingan. Para pemain dan penonton diajak untuk bergerak mengikuti irama dangdut yang menggema di stadion.
"Di posisi tiga muncul Indonesia dengan kontribusi sekitar 8 persen dari PDB kita, kita punya drahor, drama horor. Drahor kita ini luar biasa. Kita punya Dkop, dangdut koplo. Penggemarnya udah sampai Turki, Amerika, jadi musik resmi peregangan di liga voli Korea, di putar untuk pemanasannya," kata Sandiaga Uno selaku Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (MenparEkraf) pada Jumat, (29/03/2024).
Film yang Memperkenalkan Keindahan Alam Indonesia
- JD/Kevin Septian Pratama
Selain musik, dunia perfilman juga berperan penting dalam mempromosikan kebudayaan dan pariwisata Indonesia. Salah satu contohnya adalah film “KKN di Desa Kenari,” yang menampilkan keindahan alam Banyuwangi, Jawa Timur. Melalui sinematografi yang apik, produser film berhasil mengangkat potensi wisata daerah dan menarik perhatian wisatawan lokal maupun mancanegara.
Tidak hanya itu, film-film lainnya juga berkontribusi. Misalnya, “Ngeri-ngeri Sedap” yang menggunakan dialek dari Medan dan mengangkat nilai-nilai kekeluargaan di Danau Toba. Semua ini membuktikan bahwa film bukan hanya hiburan semata, tetapi juga sarana untuk memperkenalkan kekayaan budaya dan alam Indonesia kepada dunia.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno, berharap Indonesia dapat meraih Piala Oscar suatu hari nanti. Meskipun Korea dan India telah berhasil meraihnya, Indonesia memiliki potensi besar dengan posisinya sebagai salah satu pemain utama dalam sektor ekonomi kreatif. Kita berdoa agar film-film Indonesia terus berkualitas dan mampu mengharumkan nama bangsa di panggung perfilman internasional.
"Kita berdoa terus, karena saya dalam waktu tidak terlalu lama lagi, kita sanggup memenangkan Piala Oscar. Korea udah menang, India udah menang, padahal Indonesia posisi tiga besar dunia dari segi subsektor ekonomi. bebernya.
Mari terus mendukung dan mengapresiasi karya-karya kreatif Indonesia, baik dalam bentuk musik, film, maupun seni lainnya. Semua ini adalah bagian dari upaya kita untuk memperkenalkan keindahan dan keberagaman Indonesia kepada dunia. ????