Home Event Biduan Lirik Artikel Internasional Orkes Indeks

Tak Hanya Sebagai Medium Nostalgia, Dangdut Koplo Menyatu dengan Akar Budaya di Tengah Modernitas

img_title
Musisi Dangdut Koplo Hits 2023
Sumber :

JagoDangdut – Jakarta dan kota-kota satelit di sekitarnya seperti Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi menjadi magnet bagi mereka yang ingin mengejar peluang ekonomi.

Orang-orang dari berbagai wilayah pedesaan berbondong-bondong menuju kota-kota tersebut dengan harapan meraih kehidupan yang lebih baik.

Namun, urbanisasi ini membawa dampak psikologis, salah satunya perasaan keterasingan dari akar budaya. Kaum urban kerap merasa terputus dari tradisi dan nilai-nilai asal mereka.

Konser Dangdut Koplo Sebagai Medium Nostalgia

img_title
NDX AKA
Foto :
  • Instagram/ndxakatv

Di tengah situasi tersebut, konser dangdut koplo menjadi pelipur lara bagi para perantau berlatar budaya Jawa. Artis-artis seperti Ndarboy Genk dan Denny Caknan menawarkan pengalaman yang lebih dari sekadar hiburan. Konser mereka menciptakan ruang nostalgia, tempat kaum urban dapat terhubung kembali dengan kampung halaman melalui interaksi sosial dan pengalaman kolektif.

Bagi para perantau, dangdut koplo bukan hanya sebuah genre musik. Ia menjadi ruang emosi yang menghadirkan “rasa kampung halaman” di tengah kesibukan kota besar. Lirik-lirik berbahasa Jawa yang sarat dengan cerita keseharian memperkuat ikatan emosional ini.

Misalnya, lagu-lagu seperti "Ibarat koyo kutoku Jogja, kowe cen istimewa" (Ibarat kotaku Jogja, kamu paling istimewa) dari Ndarboy Genk atau "Terminal Madiun Ngawi kenanganku" yang dinyanyikan Happy Asmara dan Denny Caknan, menjadi cerminan perasaan rindu akan kampung halaman.

Seorang penggemar mengungkapkan, “Konser (Dangdut Koplo) iki ibarate tempat melepas penat dari gawean, aku yo iso kelingan sing mbiyen ning kampungku krungu lagu-lagu ngene ambek konco-konco, tetonggo” (Konser Dangdut Koplo ini ibarat tempat melepas penat dari pekerjaan, aku juga bisa mengingat masa-masa dulu di kampung mendengar lagu-lagu seperti ini bersama teman-teman dan tetangga).

Nostalgia yang Menguatkan Identitas

img_title
Denny Caknan, Saka Kempot
Foto :
  • YouTube DC Production

Nostalgia menjadi elemen penting dalam konser dangdut koplo. Menurut teoretikus budaya Svetlana Boym, nostalgia terbagi menjadi dua jenis: restoratif dan reflektif.

  • Nostalgia Restoratif
    Dalam konser dangdut koplo, nostalgia restoratif hadir saat para penonton merasa “kembali” ke kampung halaman melalui suasana konser. Mereka menemukan kembali suasana khas pedesaan, seperti kebersamaan dan solidaritas, yang sering kali hilang di lingkungan urban.

  • Nostalgia Reflektif
    Jenis nostalgia ini membantu individu merefleksikan kehidupan mereka saat ini. Di tengah tekanan hidup di kota, konser dangdut koplo menjadi ruang bagi kaum urban untuk memahami dan merayakan asal-usul mereka, sembari tetap beradaptasi dengan kehidupan baru.

Lebih dari sekadar hiburan, konser dangdut koplo juga menciptakan sense of belonging atau rasa memiliki. Komunitas penggemar, seperti Konco Ndarboy, menjadi wadah jejaring sosial yang mempererat hubungan di antara mereka yang memiliki latar budaya serupa.

Penggemar saling berbagi cerita, pengalaman, dan kenangan melalui konser, menciptakan kembali suasana kehidupan komunal yang sering tergantikan oleh gaya hidup individualis perkotaan.

Menyatu dengan Akar Budaya di Tengah Modernitas

img_title
Momen Guyon Waton di Samarinda
Foto :
  • instagram.com/guyonwatonofficial

Dalam konser dangdut koplo, kaum urban berlatar budaya Jawa menemukan pelarian sementara dari kompleksitas kehidupan kota. Mereka dapat merayakan asal-usul mereka, mengingat nilai-nilai tradisional, dan menikmati momen bersama komunitas.

Konser ini bukan sekadar acara musik; ia menjadi perwujudan identitas dan nostalgia yang membantu mereka meneguhkan rasa kemelekatan pada komunitas asal. Di tengah modernitas yang serba cepat, dangdut koplo memberikan ruang bagi mereka untuk merasa “pulang” meski berada jauh dari kampung halaman.

Berita Terkait
Biduan
Buka Dikit