Diduga Sindir Figur Perempuan Saat Manggung di UGM, NDX AKA Tuai Kecaman dari Warganet
JagoDangdut – Penampilan grup musik NDX AKA di acara Pekan Olahraga dan Seni Universitas Gadjah Mada (Porsenigama) baru-baru ini menuai kontroversi.
Salah satu vokalisnya, Yonanda Frisna Damara, mendapat kecaman publik usai melontarkan komentar yang dinilai merendahkan perempuan. Seperti apa kelanjutannya? Berikut ini JagoDangdut sajikan untuk Anda!
Ujar Kalimat Seksis di Lingkungan Kampus
- Instagram: @ndxakatv
Sebelum membawakan lagu hits mereka berjudul "Ngertenono Ati", Yonanda menyampaikan pernyataan yang dianggap seksis dan tidak pantas.
Ia menyinggung perempuan yang diklaimnya sering memberikan alasan seperti bekerja lembur atau menyelesaikan skripsi, tetapi sebenarnya sedang "check in di hotel" dengan lawan jenis yang disebut sebagai teman baik.
"Alasannya lembur kerja, alasannya ngerjain skripsi. Padahal kenyataannya dia lagi check in di hotel sama friendly-nya," ujar Yonanda dalam acara tersebut, seperti dikutip dari unggahan akun X @lintungisme pada Senin (25/11/2024).
Tidak berhenti di situ, Yonanda bahkan menyamakan perempuan seperti itu dengan istilah "murahan".
"Jangan ya dek ya, emang boleh se-friendly itu? Friendly apa murahan?" lanjutnya.
Setelah melontarkan pernyataan tersebut, Yonanda langsung membawakan lagu "Ngertenono Ati".
Lagu ini bercerita tentang kekecewaan seorang pria terhadap pasangannya yang tidak setia. Dalam pembukaannya, Yonanda kembali mengaitkan tema lagu dengan komentar kontroversialnya:
"Katanya cuman teman, tapi kok sampai masuk. Ngertenono Ati," ujarnya.
Tuai Kritikan dari Warganet
- Instagram/NDX AKA
Komentar Yonanda ini langsung memicu reaksi keras dari warganet. Banyak yang mengkritik sikap NDX AKA yang dianggap tidak bisa menyesuaikan diri dengan lingkungan tempat mereka tampil.
Mengingat acara tersebut diadakan di institusi akademik, warganet menilai grup musik ini seharusnya lebih berhati-hati dalam memilih kata-kata.
"Bilang 'check in di hotel', 'temen tapi masuk' di lingkungan akademik apalagi UGM," kata salah satu warganet.
"Jelek, lagian friendly itu sikap. Bisa-bisanya dipakai buat pengganti kata friend. Penempatan katanya nggak masuk. Bahasanya kasar dan ngerendahin. Narasi jelek (jelek banget malah) bisa kali pakai kata yang puitis alih-laih yang kasar kayak gitu," beber warganet lainnya.
"Band kabupaten ini terlalu lama bergaul sama orang-orang nggak sekolah jadi omongannya nggak dipikir dulu, jijik," ujar warganet.