Kisah Cinta Prabowo Subianto dan Titiek Soeharto yang Penuh Lika-Liku
Jakarta – Kisah cinta antara Prabowo Subianto dan Siti Hediati Hariyadi, yang lebih dikenal dengan nama Titiek Soeharto, telah menjadi salah satu legenda dalam sejarah asmara Indonesia.
Meskipun kini kisah cinta mereka telah berakhir dengan perceraian, namun perjalanan cinta mereka tetap menjadi topik yang menarik untuk ditelusuri.
Berikut adalah kisah cinta Prabowo Subianto dan Titiek Soeharto yang penuh dengan lika-liku.
Awal Mula Cinta
- Instagram/Prabowo
Prabowo dan Titiek mulai saling mencintai dua tahun sebelum mereka memutuskan untuk mengikat janji suci pernikahan.
Menariknya, Titiek bukanlah cinta pertama bagi Prabowo, namun hubungan mereka mendapat restu dan dukungan penuh dari Soemitro Djojohadikusumo, ayah Prabowo yang merupakan seorang ekonom terkemuka dan juga mentor bagi Titiek.
Soemitro bahkan memberikan pesan khusus kepada Prabowo agar serius dalam menjalin hubungan dengan Titiek hingga ke jenjang pernikahan.
Prosesi Lamaran
Ketika Prabowo menyatakan niatnya kepada ayahnya, Soemitro dengan cepat melamar Titiek atas nama anaknya. Soemitro pergi ke kediaman Presiden Soeharto untuk menyampaikan maksud tersebut.
Meskipun disambut dengan hangat, Soeharto sebagai ayah Titiek, memberikan beberapa wejangan mengingat bahwa pernikahan tersebut tidak akan luput dari sorotan publik.
Kehadiran Sang Buah Hati
- Instagram/Prabowo
Pernikahan Prabowo dan Titiek yang dilangsungkan pada 8 Mei 1983, membuahkan seorang putra bernama Ragowo Hediprasetyo.
Didit, sapaan akrabnya, menghabiskan masa kecilnya jauh dari Indonesia, belajar dan tumbuh besar di kota Boston, Amerika Serikat, dan kemudian di Paris, Prancis.
Kini, Didit dikenal sebagai seorang desainer busana yang mendapatkan pendidikan dari Parsons School of Design di New York dan École Parsons à Paris.
Keretakan Rumah Tangga
Permasalahan mulai muncul dalam rumah tangga Prabowo dan Titiek pada tahun 1995, yang ditandai dengan kritik tajam yang dilontarkan oleh Soemitro tentang pengelolaan dana pembangunan yang tidak transparan.
Hal ini memicu kemarahan Soeharto dan menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi dinamika keluarga mereka.
Berakhirnya Sebuah Ikatan
Perceraian mereka terjadi di tengah-tengah keruntuhan rezim Soeharto pada Mei 1998. Peristiwa politik yang mengguncang negeri ini turut mempengaruhi kehidupan pribadi Prabowo dan Titiek.
Keluarga Cendana merasa kecewa dan merasa Prabowo memiliki peran dalam kejatuhan Soeharto. Tidak lama setelah itu, Prabowo dipecat dari dinas militer dan memutuskan untuk mengasingkan diri ke Yordania.