Bertemu Kakek Tua Saat Menjalani Ibadah Umrah, Begini Perjalanan Spiritual Babe Cabita
Jakarta – Babe Cabita, seorang pelawak terkenal, baru-baru ini berbagi pengalaman rohani yang mendalam selama perjalanan umrahnya yang berlangsung selama sepuluh hari di kota suci Mekkah.
Pengalaman unik ini terjadi ketika ia bersiap untuk melaksanakan sholat Subuh di Masjid Nabawi, Madinah.
Babe Cabita mendapatkan pengalaman tak terduga saat ibadah umrah. Lantas seperti apa perjalanan spiritual Babe Cabita? Berikut ini JagoDangdut sajikan untuk Anda!
Perjalanan Spiritual Babe Cabita Saat Umrah
- Instagram/babecabiita
Meskipun ia mengakui bahwa fokusnya sedikit berkurang dibandingkan saat di Mekkah, Babe Cabita bertekad untuk mendapatkan posisi shaf terdepan pada sholat Subuh terakhirnya.
“Di hari terakhir itu di Madinah aku akuin udah agak banyak yang gak se fokus di Mekkah. Di mekkah fokus ibadah, sholat, berdzikir segala macem. Di Madinah habis sholat jalan-jalan nongkrong sama temen segala macem,” kata Babe Cabita.
Dengan semangat yang tinggi, ia bangun di tengah malam dan berhasil mendapatkan tempat di shaf keempat, yang ia anggap sebagai salah satu posisi terdepan.
“Jadi aku niatin, di hari terakhir aku mau sholat subuh terakhir pengen saf paling depan. Jadi aku bangun tengah malem niatnya supaya sholat subuh terakhir aku di saf paling depan di Masjid Nabawi,” bebernya.
Namun, selama rakaat pertama, seorang pria tua tiba-tiba bergabung di sampingnya, memulai serangkaian peristiwa yang tidak terduga.
“Pas di pertengahan sholat itu, rakaat pertama ada yang nyelip masuk tiba-tiba kakek-kakek. Pas takhiyat terakhir mukanya sejajar sama aku. Kita tatap-tatapan,” terangnya.
Setelah sholat, pria tua tersebut memulai percakapan dengan Babe Cabita, memuji rambutnya sebelum memberikan nasihat. Karena kendala bahasa, Babe Cabita kesulitan memahami pesan lengkap yang ingin disampaikan oleh pria tersebut.
Namun, ia menangkap beberapa kata kunci yang menunjukkan pentingnya menutup kepala selama sholat sebagai bagian dari sunnah.
“Dia menjelaskan ada kata grandfather, ada rasullulloh, terus ada bilang Imama. Setelah ku dengar-dengar dia muji rambut aku. Lama-lama kayak menceramahi. Yang kutangkep kayaknya lebih baik pakai penutup kepala jangan dibikin begini karena sunah,” pungkasnya.
Ketika Babe Cabita hendak pergi, pria tua itu memanggil seorang pria Indonesia yang fasih berbahasa Arab untuk menerjemahkan pesannya.
Pria tua itu, yang ternyata seorang ulama, kemudian berdoa untuk Babe Cabita, sebuah momen yang menyentuh hati hingga membuat pria Indonesia yang menerjemahkan menjadi terharu.
“Dia ulama di sini. Abis itu lama-lama dia berdoa si Ulama ini. Habis ngomong-ngomong Bahasa Arab, tepuk-tepuk aku berdoa. Si kawan (orang Indonesia) juga berdoa,” terangnya.
Meskipun awalnya bingung dengan doa yang diucapkan, Babe Cabita merasakan adanya hikmah dari kejadian tersebut.
“Berdoalah kami bertiga. Tiba-tiba si kawan Indonesia ini nangis terseguk-seguk. Ini doain apa, aku penasaran itu. Abis itu aku ditiup muka aku. Aku sempet syok tiba-tiba. Insyaallah katanya,” ujar Babe Citata.
Ia merasa mendapat hidayah dan sejak itu, ia selalu menutupi kepalanya saat sholat, mengikuti nasihat ulama tersebut. Pengalaman ini juga telah mempengaruhi konten media sosialnya, di mana ia sering terlihat mengenakan kupluk selama sholat, sebuah adaptasi praktis untuk rambut keritingnya.
“Hikmahnya sekarang, karena bapak itu doain dan pasti dia betul-betul tulus doain aku, sampai sekarang sebisa mungkin kalau sholat aku harus pakai penutup (kepala). Makanya konten-konten di Instagram ada yang kupluk. Karena kalo pakai peci susah rambut aku kribo. Jadi aku sekarang sholat pakai kupluk,” jelasnya.
Pengalaman Babe Cabita ini tidak hanya meninggalkan kesan yang mendalam dalam praktik keagamaannya tetapi juga menjadi cerita inspiratif yang dibagikan kepada banyak orang, mengingatkan kita semua tentang kekuatan pertemuan tak terduga dan pesan-pesan yang bisa datang dari arah yang tidak kita duga.