Diulas Majalah Bergengsi The Economist, Ternyata Ini Alasan Musik Dangdut Populer di Indonesia

Alat musik tradisional seperti gendang dan ukulele dikolaborasikan dengan alat musik modern seperti bass dan gitar. Aransemen yang digunakan dimodifikasi pula, tidak lagi hanya dangdut klasik namun kini dangdut digabungkan dengan pop serta koplo.
Dangdut saat ini telah terbuka terhadap pengaruh bentuk musik lain, mulai dari keroncong, degung, gambus, rock, pop, bahkan house music.
Alasan Dangdut Diulas The Economist

- Berbagai Sumber
1. Budaya Sawer ke Biduan Dangdut

Salah satu aspek menarik yang diulas oleh The Economist adalah budaya sawer di konser-konser dangdut di Indonesia. Dalam beberapa daerah, acara musik dangdut selalu diiringi dengan aksi penonton yang memberikan uang kepada penyanyi dangdut di atas panggung. Fenomena ini dianggap oleh majalah sebagai bentuk dukungan finansial yang mirip dengan tradisi memberikan uang kepada penari striptis di Barat. Selain menciptakan atmosfer kebersamaan, budaya sawer ini juga menjadi sumber pendapatan tambahan bagi para penyanyi.

Tak Terima Disindir Nikita Mirzani, Dewi Perssik: Jengger Tuh Tong Kosong Nyaring Bunyinya

Sentil Doktif Soal Rating Turun, Nikita Mirzani Berikan Sindiran Menohok ke Dewi Perssik

Balas Sindiran Dewi Perssik, Doktif Akui Dipaksa Menjadi Bintang Tamu Hingga Keluhkan Bayaran
