Di sisi lain, Rhoma Irama juga mengundurkan dri dari PPP. Ayah dari Ridho Rhoma itu lebih memfokuskan diri untuk terhadap kelompok musisi.
Pada tahun 1993, Rhoma Iram didapuk jadi utusan golongan seniman di kursi MPR RI. Jabatan itu diemban Rhoma Irama selama 5 tahun lamanya. Rhoma Irama kemudian jadi pergunjingan publik usai namanya masuk dalam Calon Legislatif sementara.
Penggemar dan pengikutnya pun marah pada saat itu. Banyak yang mempertanyakan keputusan Rhoma Irama.
Meski memiliki jawaban, pembelaan Rhoma Irama masih belum mereda kekecewaan para pengikutnya. Terlebih kondisi ekonomi saat itu sudah mulai melemah.
Hingga pada akhirnya, orde baru harus runtuh pada tahun 1998. Di tahun 1998-2000, Rhoma Irama perlahan menjalani kembali aktivitas politik lewat pemikiran-pemikirannya. Di mana pada tahun 2003, Rhoma Irama mencekal Inul Daratista karena goyang dangdutnya yang dianggap seronok.
Lagu-lagu Inul Daratista sendiri meledak di pasaran berkat goyangan ngebornya. Namun gegara goyangan Ngebor-nya, dangdut Inul Daratista dianggap merusak citra dangdut versi Rhoma Irama.
Perseteruan antara Rhoma Irama dan Inul Daratisa menuai pro dan kotnra. Soal polemik tersebut, munculah Kyai Haji Abdurrahman Wahid alis Gus Dur yang ikut angkat suara membela Inul Daratista.