Kampanye jargon tersebut memiliki semangat nasionalisme yang cukup tinggi di tahun itu. Terlebih saat itu, negara Indonesia baru saja merdeka. Sehingga perlu menanamkan rasa bangga atas negara yang baru saja lepas dari penjajahan.
Pengaruh dari jargon tersebut rupanya berpengaruh di industri musik di Tanah Air, di mana musik-musik dari luar dilarang masuk ke Indonesia. Bukan tanpa sebab, musik dari luar negeri yang dianggap tidak selaras dengan kebudayaan yang ada di Indonesia alias mendatangkan ideologi hedonisme yang bisa merusak akar-akar budaya mereka.
Tentunya hal itu berpengaruh kepada masyarakat yang harus beradaptasi untuk menikmati musik. Juga berpengaruh kepada para pelaku musik yang memiliki genre seperti band-band luar.
Namun Bung Karno sendiri tidak menutup aliran musik yang masih memiliki nafas yang sama dengan kebudayaan Indonesia. Yang mana musik tersebut datang dari India. Sehingga musik India pada zaman itu sangat berpengaruh dalam perkembangan musik di Tanah Air.
Hingga pada tahun 1962, lagu berjudul 'Boneka Cantik dari India' cukup meledak. Bahkan di antara kita mungkin masih ada yang familiar dengan lagu tersebut jika terdengar.
Meskipun begitu, musik dangdut sendiri mungkin sudah mengudara sebelumnya, namun dengan meledaknya lagu tersebut sebagai penanda bahwa dangdut sudah mulai sering tampil dari panggung ke panggung.
Sampai akhirnya muncullah sosok melegenda dangdut yang terkenal sampai saat ini, yang tak lain tak bukan adalah Rhoma Irama. Dengan kepopulerannya, musik dangdut semakin dikenal dan karena liriknya relate dengan masyarakat kelas bawah.