Tinggal di Jerman Sebatang Kara, Bunda Corla Tiba-Tiba Singgung Soal Kematian
Jakarta – Bunda Corla, yang kini menetap sendirian di Jerman, kerap mengisi harinya dengan berinteraksi melalui live TikTok. Dalam sesi live-nya, pemilik nama asli Cynthia Corla ini sering berbincang dengan para pengikutnya, baik dengan menjawab pertanyaan maupun berbagi cerita keseharian.
Namun, di tengah aktivitas tersebut, Bunda Corla sempat membahas topik yang begitu sensitif baginya yakni kematian. Seperti apa kelanjutannya? Berikut ini JagoDangdut sajikan untuk Anda!
Bahas Soal Kematian
- Instagram/gheayoubi
Dalam momen ketika ia sedang memasak di rumahnya, Bunda Corla berbicara tentang organisasi Muslim di Jerman yang membantu mengurus kematian umat Islam di sana.
“Itu organisasi Muslim. Jadi kalau Bunda mati, karena Bunda Muslim, jadi mudah-mudahan semua buat kita yang umat Muslim khususnya, kita mati dalam keimanan. Kita mati dalam ridanya Allah,” ujar Bunda Corla dengan suara bergetar, dikutip JagoDangdut pada Rabu (9/10/2024).
Tak kuasa menahan emosinya, Bunda Corla mulai menangis. Topik tentang kematian membuatnya sangat sensitif, hingga air matanya mengalir saat ia berbicara. Ia melanjutkan dengan harapan agar ia, dan semua Muslim lainnya, dapat berpulang dalam keadaan husnul khatimah.
"Semoga kita mati dalam kasih sayang Allah. Kita mati dalam husnul khatimah. Jadi kalau Bunda mati pun tidak ada yang ngurusin mayatnya, jenazahnya, kuburannya di mana? Di tempat sesama Muslim,” ungkapnya.
Mood yang Berubah Drastis
- -
Namun, dalam sekejap suasana berubah. Di tengah tangis, Bunda Corla tiba-tiba mengajak para pengikutnya untuk mendengarkan musik, seolah ingin mengalihkan kesedihan yang tengah ia rasakan.
“Eh kita dengar musik saja yuk,” ucapnya dengan cepat, lalu mulai memutar lagu dan mencoba menciptakan suasana yang lebih ceria.
Topik kematian bukanlah hal baru bagi Bunda Corla. Dalam sesi live sebelumnya, wanita berusia 50 tahun ini sempat berbagi momen melankolis ketika ia duduk santai di halaman rumah sambil memandangi daun-daun yang mulai berguguran menjelang musim dingin.
“Sedih lo kalau ingat pohon-pohon di sini. Kalau di Indonesia kan pohonnya bertahan sampai lama. Kalau di sini, pendek umur dia. Umur daun-daun ini pendek, mentok 8 bulan gugur semua serentak meninggalkan dunia,” kata Bunda Corla dengan nada pilu.
Fenomena alam tersebut mengingatkannya akan siklus kehidupan, di mana setiap makhluk hidup, termasuk dirinya, sedang menunggu giliran untuk berpulang. Lagi-lagi, Bunda Corla tak kuasa menahan tangis sambil berdoa.
“Sedihnya ya Allah, tinggal giliran aku, kapan aku? Ya Allah, mudah-mudahan kau mudahkan matiku ya Allah. Lindungi aku ketika maut mencabutku ya Allah.” bebernya.