Home Event Biduan Lirik Artikel Internasional Orkes Indeks

Kisah Rhoma Irama Saat Mengambil Langkah untuk Menjadi Calon Presiden

img_title
Poster promo film Rhoma Irama

Jakarta – Rhoma Irama, seorang legenda musik dangdut Indonesia, beberapa waktu silam menciptakan kehebohan dengan mengumumkan ambisinya untuk mencalonkan diri sebagai Presiden.

Langkah ini bukan hanya sebuah perubahan drastis bagi musisi kenamaan ini, tetapi juga menjadi pembicaraan hangat di kalangan publik Indonesia.

Berikut ini JagoDangdut akan membahas perjalanan Rhoma Irama dari dunia musik dangdut hingga ke dunia politik serta kontroversi-kontroversi yang melingkupi kehidupan dan pilihannya.

 

Dari Pentas Musik ke Panggung Politik

img_title
Rhoma Irama
Foto :
  • Instagram @rhoma_official

Keputusan Rhoma Irama untuk mencalonkan diri sebagai Presiden Indonesia membuat banyak orang terkejut. Pada November 2013, Rhoma secara resmi menyatakan kesiapannya untuk bersaing dalam Pemilihan Umum 2014. Alasan di balik keputusan ini menjadi sorotan utama, terutama mengingat latar belakangnya sebagai musisi dan pengusaha hiburan yang sukses.

Dalam sebuah seminar di Universitas Indonesia pada Desember 2013, Rhoma menjelaskan bahwa politik, agama, dan seni bagi dirinya adalah "three in one." Dia menekankan bahwa pengalamannya selama lebih dari 40 tahun dalam industri musik dangdut membawanya untuk lebih memahami berbagai persoalan sosial, politik, dan ekonomi.

"Saya katakan, bahwa politik, agama, seni buat saya three in one. Jadi, saya harus tahu (berbagai persoalan umum) bukan ketika mencapreskan diri," kata Rhoma Irama

Rhoma Irama tidak luput dari pertanyaan sulit selama seminar tersebut. Ketika ditanya tentang rencananya untuk mengatasi kemerosotan nilai Rupiah terhadap Dollar Amerika Serikat, Rhoma memberikan jawaban yang mencakup istilah-istilah ekonomi yang mungkin tidak dipahami oleh sebagian besar penggemarnya di seluruh Indonesia.

Namun, Rhoma menegaskan bahwa bagi dirinya, politik bukanlah metamorfosis dari seorang penyanyi menjadi seorang politisi. Sejak awal karirnya di dunia musik dangdut, ia sudah memiliki kontak dengan isu-isu ekonomi dan agama. Dalam seminar tersebut, Rhoma menyebutkan lagu-lagu karyanya yang berisi kritik sosial dan politik, selain tema percintaan.

"Tentang politik, saya telah mengajak Bangsa Indonesia untuk menghormati hak asasi manusia pada tahun 1977," katanya sambil menyanyikan beberapa baris lirik lagu itu.

Kontroversi Poligami dan Tanggapan Rhoma

img_title
Rhoma Irama
Foto :
  • YouTube: Rhoma Irama Official

Pilihan hidup pribadi Rhoma Irama juga menjadi sorotan, terutama keputusannya untuk berpoligami. Setelah menikahi Veronica pada awal tahun 1970-an dan memiliki tiga anak, Rhoma kemudian menikahi Ricca Rachim pada 1984. Namun, setahun setelah pernikahan ini, Rhoma dan Veronica resmi bercerai.

Menurut penulis Moh. Shofan dalam bukunya, "Rhoma Irama, Politik dakwah dalam Nada" (2014), pada awal 1990-an, Rhoma menikah lagi dengan Marwah Ali dan dikaruniai dua anak. Pada awal 2000-an, Rhoma menikah dengan Gita Andini Saputri dari Solo dan memiliki seorang anak. Tiga tahun kemudian, ia menikahi aktris Angel Lelga, namun pernikahan ini tidak berlangsung lama.

Saat ditanya apakah sikapnya berpoligami dapat mempengaruhi dukungannya saat maju sebagai calon presiden, Rhoma dengan tegas menyatakan bahwa poligami adalah sesuatu yang halal dan tidak bisa dianggap sebagai cacat moral, politik, atau integritas. Baginya, poligami adalah pilihan yang sah dan sesuai dengan ajaran agama.

"Sama sekali tidak. Kenapa? Poligami itu sesuatu yang halal, bukan sebuah dosa, bukan cacat moral, bukan cacat politik, bukan cacat integritas," kata Rhoma Irama.

"Kalau kita tukang main perempuan, misalnya, itu cacat moral. Tapi kalau kawin, poligami, itu sesuatu yang halal yang dibenarkan oleh agama. Saya tidak terganggu karena sebagai superstar, mohon maaf, saya ini orang yang dikejar-kejar perempuan. Lumrah kalau seorang superstar. Bukan mengejar perempuan," tambahnya.

Dimanfaatkan Partai Politik?

img_title
Rhoma Irama
Foto :
  • Instagram @rhoma_official

Rhoma Irama meyakini bahwa sebagai seorang eksekutif, ia dapat memerintah dan mengatur negara. Dalam pandangannya, bermain musik hanya dapat sampai pada tingkat himbauan, sedangkan dengan terlibat langsung dalam politik, ia bisa memiliki dampak nyata pada perubahan.

Pada waktu itu, tidak ada partai politik yang secara resmi mengusung Rhoma sebagai calon presiden, meskipun PKB menyatakan ketertarikannya.

Meskipun demikian, pengamat politik Siti Zuhroh berpendapat bahwa Rhoma Irama lebih cocok sebagai vote-getter untuk PKB daripada sebagai calon presiden sesungguhnya. Menurutnya, hal ini dapat membantu PKB meningkatkan elektabilitasnya menjelang pemilihan legislatif.

Rhoma Irama menegaskan bahwa sudah ada komitmen antara dirinya dan DPP PKB untuk mengusungnya sebagai calon presiden. Ia yakin bahwa PKB tidak akan mempermainkannya dan bahwa keseriusannya dalam berpolitik dapat memberikan kontribusi nyata pada perubahan di Indonesia.

Revolusi Musik Dangdut

img_title
Rekam Jejak Raja Dangdut Rhoma Irama di Panggung Politik
Foto :
  • Kolase Istimewa

Rhoma Irama, lahir pada tahun 1946, memiliki peran kunci dalam merubah dan mengangkat derajat musik dangdut.

Saat itu, pada awal tahun 1970-an, musik rock dominan dan orkes Melayu yang menjadi dasar dangdut merasakan cibiran dari para penggemar rock.

Rhoma Irama, yang kala itu memimpin grup musiknya, Soneta, memutuskan untuk menciptakan revolusi dalam dangdut.

"Dia mengatur strategi agar dangdut equal dengan rock. Dia mengatur strategi untuk mengakomodasikan dangdut dengan realitas musik pada zamannya,"  kata Moh. Shofan, seorang penulis yang mendalami sejarah Rhoma Irama dalam bukunya yang berjudul "Rhoma Irama, Politik dakwah dalam Nada" (2014).

Pada masa itu, pengaruh dari grup musik rock terkenal seperti Deep Purple dan Led Zeppelin juga sangat terasa.

Pengaruh Deep Purple dan Modernitas Dangdut

img_title
Rhoma Irama
Foto :
  • Reporter VIVA

Rhoma Irama tidak hanya merasakan pengaruh musik rock, tetapi juga secara aktif mengintegrasikan elemen-elemen hard rock ke dalam musik dangdutnya. Andrew N Weintraub, seorang pengajar di Universitas Pittsburgh, Amerika Serikat, menemukan bahwa lagu-lagu Deep Purple memiliki pengaruh signifikan pada musik Rhoma Irama.

Saat diwawancari, Rhoma Irama menyebutkan bahwa grup-grup dangdut di Amerika Serikat, termasuk yang dipimpin oleh Profesor Andrew N Weintraub, membuktikan bahwa dangdut telah diterima di tingkat internasional.

"Di Amerika Serikat, sudah banyak grup-grup dangdut, termasuk yang dipimpin oleh Profesor Andrew N Weintraub, 'dangdut koboi', misalnya. Kemudian di Jepang tumbuh macam-macam grup dangdut," ungkap sang Raja Dangdut.

Dengan langkah inovatifnya, Rhoma Irama diakui sebagai tokoh yang membawa revolusi dan modernitas dalam musik dangdut.

img_title
Rekam Jejak Raja Dangdut Rhoma Irama di Panggung Politik
Foto :
  • Kolase Istimewa
img_title
Rekam Jejak Raja Dangdut Rhoma Irama di Panggung Politik
Foto :
  • Kolase Istimewa
img_title
Rekam Jejak Raja Dangdut Rhoma Irama di Panggung Politik
Foto :
  • Kolase Istimewa

Rhoma Irama, sang raja dangdut, tidak hanya mengubah wajah musik dangdut, tetapi juga menciptakan kehebohan dengan memasuki dunia politik. Dari perjalanan revolusionernya dalam dunia musik hingga kontroversi poligaminya, Rhoma Irama telah menjadi figur yang memikat perhatian publik.

Keputusannya untuk mencalonkan diri sebagai Presiden membuka bab baru dalam kariernya. Apakah perjalanan politik Rhoma Irama akan seberhasil perjalanannya dalam dunia musik dangdut, ataukah ia akan menghadapi tantangan baru yang belum pernah ia alami sebelumnya? Hanya waktu yang akan menjawabnya. Yang pasti, langkah Rhoma Irama telah memberikan warna baru dalam peta politik Indonesia.

Berita Terkait
Biduan
Buka Dikit