Kisah Rhoma Irama Saat Mengambil Langkah untuk Menjadi Calon Presiden
Dalam sebuah seminar di Universitas Indonesia pada Desember 2013, Rhoma menjelaskan bahwa politik, agama, dan seni bagi dirinya adalah "three in one." Dia menekankan bahwa pengalamannya selama lebih dari 40 tahun dalam industri musik dangdut membawanya untuk lebih memahami berbagai persoalan sosial, politik, dan ekonomi.
"Saya katakan, bahwa politik, agama, seni buat saya three in one. Jadi, saya harus tahu (berbagai persoalan umum) bukan ketika mencapreskan diri," kata Rhoma Irama
Rhoma Irama tidak luput dari pertanyaan sulit selama seminar tersebut. Ketika ditanya tentang rencananya untuk mengatasi kemerosotan nilai Rupiah terhadap Dollar Amerika Serikat, Rhoma memberikan jawaban yang mencakup istilah-istilah ekonomi yang mungkin tidak dipahami oleh sebagian besar penggemarnya di seluruh Indonesia.
Namun, Rhoma menegaskan bahwa bagi dirinya, politik bukanlah metamorfosis dari seorang penyanyi menjadi seorang politisi. Sejak awal karirnya di dunia musik dangdut, ia sudah memiliki kontak dengan isu-isu ekonomi dan agama. Dalam seminar tersebut, Rhoma menyebutkan lagu-lagu karyanya yang berisi kritik sosial dan politik, selain tema percintaan.
"Tentang politik, saya telah mengajak Bangsa Indonesia untuk menghormati hak asasi manusia pada tahun 1977," katanya sambil menyanyikan beberapa baris lirik lagu itu.
Kontroversi Poligami dan Tanggapan Rhoma
- YouTube: Rhoma Irama Official