Temani Sang Ibunda Operasi, Inul Daratista Kenang Perjuangannya dengan Orang Tuanya
"Sekedar cerita, kita beruda dari dulu hidup susah, kerjane gotong royong, jadi tukang cuci baju berbak-bak tiap hari. Emak yang sikat aku yang nimba dan beresin, jualan nasi sampai jualan kacang dan rokok berdua kompak, anak dan ibu," tuturnya.
"Simbok banyak susahnya, apalagi kita tidak punya rumahh sendiri masih nemplok orang lain, demi adik-adik juga karena uang hasil bapak ngejahit ga cukup buat kita ber-7, Jadilah kita kerjane banting tulang sama-sama," sambungnya.
Inul daratista mengungkapak kesulitan yang harus dihadapi sang ibu sejak muda sehingga badan sang ibu kini sudah mulai kelelahan hingga mendapatkan banyak penyakit.
"Semoga aku juga sehat terus, sebagai anak mbarep (sulung) tanggung jawab gede juga, tapi dari kecil sudah biasa urip (hidup) susah. Jadi saat tua emakku baru merasakan banyak penyakit mungkin capek dari muda uripe susah, dari punggungnya sakit, kaki farises, ada batu empedu dll, akeh tenan seh," ujar Inul Daratista.
"Tapi sudah pada operasi 3 tahun lalu, lalu sambat punggungnya ga kuat akhirnya di cek harus operasi karena saraf kejepit dan keropos tulang belakang yang bikin nyeri, segala cara sudah tersampaikan tapi tetap sakit tiap malem pijet dan kalau bangun juga nahan sakit. Ora Kesuweeeeeen!," sambungnya.
Dengan alat kesahatan yang semakin hari semakin canggih, sang Ibunda pun melakukan operasi. Inul Daratista pun tak lupa mengucapkan terima kasih kepada dokter dan tim yang menangani ibunya di rumah sakit Pondok Indah.
"Operasi sekalian mumpung alat juga sudah canggih, thank you dokter DIDIK specialis tulang dan team yang hari ini handdel ibu saya dengan luar biasa," pungkas Inul Daratista.