Home Event Biduan Lirik Artikel Internasional Orkes Indeks

Tampil di Bulgaria, Keubitbit Diapresiasi Warga Borovets

img_title
Keubitbit

JagoDangdut – Siapa yang tak senang mendapat apresiasi yang besar saat menampilkan karya di depan penonton? Apalagi diganjar tepuk tangan sepanjang perjalanan dari turun panggung menuju tempat makan yang disediakan panitia sebuah perhelatan bernama International Jazz Festival “Dr. Emil Iliev” di Borovets, Sofia, Bulgaria 2 Agustus lalu.

Keubitbit Diapresiasi Warga Borovets

img_title
Kuebitbit
Foto :
  • instagram.com/kuebitbit_am

Keubitbit merupakan grup musik etnik asal Aceh yang dibentuk pada 2014 dengan berdasar pada semangat dan nuansa musik pesisir yang kini beranggotakan Safrullah/Aloel (leader, music producer/arranger, bass), Indra Fahmi Hakim (drum), Raden Trio Ananda Bagus Prakoso (saksofon), Teuku Hariansyah/Apoen (perkusi Rapa’i & gendrang), Trinanda Imawan Wibisono (piano/keyboard), Hijruddin Marlin/Didin (gitar), Fahmi Arabi (lead vocal).

Meski berhaluan etnik Aceh, namun grup ini telah mengemas alunan nadanya, berproses dengan musik modern, jazz, hingga progresif sampai saat ini. Mereka juga berhasil meraih nominasi Karya Produksi World Music Terbaik dalam Anugerah Musik Indonesia (AMI) Awards 2020 di Jakarta beberapa waktu lalu, lewat lagu berjudul Saban Sabee.

“Kami mendapat undangan sejak 5 bulan yang lalu. Tetapi seiring berjalannya waktu, dengan keadaan financial yang tidak begitu mendukung, butuh waktu sangat lama sampai kami bisa mengajukan visa.  Keubitbit baru mengajukan visa itu tepat 1 minggu sebelum keberangkatan Bang, dan selesai tepat di tanggal 30 July, dimana malam itu juga kami langsung membeli tiket penerbangan,” kenang Aloel.

Perjalanan panjang dengan rute Jakarta - Singapura - Dubai - Istanbul. Lalu dari Istanbul, mereka beranikan diri menyewa mini van. Melanjutkan perjalanan darat yang memakan waktu 10 jam hingga sampai ke Borovets. Mereka tiba di Borovets pada tanggal 1 Juli pukul 05.00 pagi waktu setempat.

“Yang menarik, pada sesi press conference, mereka banyak bertanya tentang Indonesia, mereka penasaran dengan budaya Indonesia, dan waktu itu banyak di hadiri oleh media media besar Bulgaria, yang memang menyempatkan waktunya untuk bertanya,” jelas Aloel.

Sebuah single yang baru mereka rilis berjudul Raja Taki (15 Juni 2024) masuk dalam daftar lagu ketujuh yang mereka bawakan malam itu di Borovets. Total 9 lagu mereka tampilkan. Menurut Aloel, tiga lagu pembuka berjudul Peumulia Jamee, Hembala, dan Sep Sep Hansep mulai menunjukkan energinya. Penonton makin hangat, antusias, dan enerjik hingga akhir penampilan Keubitbit selama 60 menit.

“Mendengar Raja Taki menggema di bukit Borovets, membuat sorak tepuk tangan penonton yang antusias dengan Raja Taki. Selepas manggung, kami naik ke atas untuk makan di salah satu restoran yang sudah di sediakan panitia.  Seiring kami berjalan ke atas restoran itu, tepuk tangan tetap berlanjut sampai kami duduk di meja kami, bahkan salah satu dr personil, ada yang menangis karna terharu,” kisah Aloel.

Karya-karya Keubitbit banyak mengandung unsur sosial, budaya dan permasalahan dari berbagai aspek. Keunikan Keubitbit sendiri merupakan ritmis unik dari perkusi Rapa’i & gendrang. Melodinya juga bernuansa musik timur tengah. Hal paling spesial terdapat pada sentuhan teknik bernyanyi cepat dengan menggunakan musik ritmis yang menjadikan musik Keubitbit mempunyai karakter yang kuat.

Saat ini Keubitbit sudah kembali ke Jakarta. Mereka berencana untuk kembali rekaman single lagi dan bersiap untuk membuat konser tunggal di Jakarta dalam waktu dekat. Sesuai dengan maknanya, Keubitbit. Mereka melakukan perjalanan musiknya dengan sungguh-sungguh

Berita Terkait
Biduan
Buka Dikit