Home Event Biduan Lirik Artikel Internasional Orkes Indeks

Ramai Penipuan Tiket Konser Tahun 70-an, Rhoma Irama Pernah Diarak Keliling Kampung

img_title
Illustrasi Rhoma Irama

JagoDangdut - ‘War Tiket’ adalah fenomena yang sering jadi perbincangan belakangan ini. War Tiket sendiri menjadi trend baru, di mana orang-orang bersaing ketat untuk mendapatkan tiket menonton konser yang mereka idam-idamkan.

Dengan persaingan yang sengit, bisa memenangkan ‘war tiket’ menjadi kepuasan tersendiri untuk mereka. Terlebih bisa menikmati konser yang mereka impikan tanpa ‘calo’ yang mematok harga tiket jauh lebih tinggi.

Penipuan Konser

img_title
Nonton konser dangdut.
Foto :
  • Instagram/rhoma_official

Sengitnya pertempuran dalam ‘war tiket’ sendiri ditentukan oleh antusiasme masyarakat terhadap konser atau festival maupun artis yang akan tampil. Seperti halnya perburuan tiket konser Coldplay, BlackPink, So7 dan masih banyak lainnya. 

Mereka yang tak beruntung dalam ‘war tiket’ berbondong-bondong ke para calo. Antusiasme para penonton rupanya dilihat menjadi kesempatan bagi para orang yang tak bertanggung jawab. Tak ayal, banyak laporan penipuan konser yang membuat pihak kepolisian harus turun tangan.

Belum lama ini, kasus penipuan konser juga ramai jadi perbincangan netizen di media sosial. Konser yang diharapkan mendapat pujian ‘menyala abangku’ benar-benar menyala secara harfiah dilalap api.

Konser musik tersebut ricuh setelah beberapa artis dinyatakan bakal manggung. Para penonton yang telah membayar tiket tidak terima dan merasa tertipu dengan batalnya artis idola mereka.

 

img_title
Lentera Festival
Foto :
  • Instagram/lentera.festival

Ketua panitia gelaran bertajuk Konser Musik Lentera Festival itu diduga belum melunasi administrasi para artis yang bakal tampil. Belakangan diduga ketua panitia melarikan uang tersebut.

Antisipasi Penipuan Konser Zaman Dulu

 

img_title
Ilustrasi Nonton Konser
Foto :
  • Freepik

Penipuan konser bukan lah hal baru. Bisa dilakukan oleh pihak penyelenggara maupun pihak-pihak luar yang tidak bertanggung jawab. Pesatnya perkembangan teknologi masih membuka peluang penipuan oleh-oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab seperti yang diceritakan promotor senior, Adrie Subono di channel YouTube VINDES.

Alih-alih membicarakan siapa yang harus bertanggung jawab jika ada penipuan, artikel ini akan mengulas bagaimana penipuan bisa teratasi. Mari kita melihat antisipasi konser pada yang terjadi sekitar 40 tahun yang lewat.

Konser yang melibatkan legenda musik Indonesia, yakni Rhoma Irama yang dijuluki Raja Dangdut. Sejak Soneta berhasil merilis album perdananya pada tahun 1973, Rhoma Irama memiliki jadwal panggung yang cukup padat.

Lirik dan musik yang mendapat respon yang cukup baik dari masyarakat membuat para penggemarnya sangat menantikan konsernya. Demi memuaskan hasrat para fans Rhoma Irama, banyak Orkes Melayu yang menampilkan lagu-lagu Rhoma Irama.

Tidak hanya merasakan nikmatnya bergoyang bersama, para Orkes Melayu tersebut juga berlomba-lomba untuk membuat penyanyinya semirip mungkin dengan sang Raja Dangdut. Dalam penampilannya, biduan-biduan itu juga diminta untuk mengikuti bagaima Rhoma Irama bergaya di atas panggung.

Dengan popularitas yang meledak, para Rhoma Irama KW itu juga ikut menggunakan nama ‘Irama’ pada nama belakangnya. Misal: Agus Irama, Michael Irama, Oliver Irama, dan sebagainya. 

Namun urusan lain jika nama besar Rhoma Irama disalahgunakan. Pasalnya ada saja penipuan dengan menggunakan nama pelantun lagu ‘Judi’ tersebut. Wajah Rhoma Irama sering kali terpampang di papan pengumuman baliho bahkan disiarkan oleh radio setempat.

Di zaman itu, sangat sulit untuk mengetahui kebenaran informasi konser tersebut. Berbeda di era sekarang yang bisa langsung mencari tahu lewat media sosial.

Seperti kasus yang baru saja terjadi pada Konser Musik Lentera Festival. Para penonton mengamuk gegara guest star yang diharapkan batal tampil, sementara konser tetap dilanjutkan.

Sehingga di tahun 70-an muncul mekanisme yang bertujuan untuk mengantisipasi penipuan konser yang disebut ‘Rolling Show’. Rolling show dilakukan penyelenggara konser untuk mengkonfirmasikan kehadiran bintangnya. 

Rolling Show

 

img_title
Illustrasi Rhoma Irama
Foto :
  • JD/ Kevin Septian Pratama

Pada konsepnya, rolling show mirip dengan arak-arakan. Promotor akan membawa artis keliling kota. Biasanya artis akan dibawa keliling pagi atau siang hari sebelum malamnya ia akan tampil.

Hal itu yang pernah dilakukan Rhoma Irama. Arak-arakan menjadi hal yang sangat lumrah untuk Rhoma Irama. Dirinya sering diarak di berbagai daerah sebelum tampil bernyanyi di atas panggung.

Dalam podcast-nya, Rhoma Irama pernah bercerita bagaimana dirinya diarak keliling kota. Bintang tamunya saat itu, yakni Sudjiwo Tejo juga pernah melihat langsung Rhoma Irama sedang melakukan rolling show.

Rhoma Irama paham betul tujuan rolling show. Hal itu harus dilakukan demi kepentingan pentas, di mana orang tidak langsung percaya begitu saja dengan poster konser yang tersebar.

Dengan diadakannya rolling show, masyarakat akan percaya dan membeli tiket untuk menyaksikan pertunjukan konser tersebut.

Rolling show di era ini memang sudah tak perlu lakukan lagi. Mengingat pesatnya perkembangan lagi, lebih mudah untuk masyarakat melihat kebenaran sebuah pentas. Kendati begitu masih saja ada kasus yang membatalkan artis di hari konser digelar, seperti yang terjadi beberapa waktu lalu.

Berita Terkait
Biduan
Buka Dikit