Home Event Biduan Lirik Artikel Internasional Orkes Indeks

Perjalanan Panjang 'Raja Dangdut' Rhoma Irama di Panggung Politik

img_title
Rhoma Irama

img_title
Anies Baswedan dan Rhoma Irama
Foto :
  • Instagram/rhoma_official

1. Jejak Politik Sejak 1977: Rhoma Irama, Jurkam PPP dan Magnet Suara Dangdut

Rhoma Irama bukanlah pendatang baru di panggung politik Indonesia. Jejaknya sudah terpatri sejak Pemilu 1977, menjadi ajang pesta demokrasi kedua dalam sejarah Orde Baru. Saat itu, Golkar mendominasi dengan melibatkan artis-artis terkenal seperti Edy Soed, Bing Slamet, dan Bucuk Soeharto. Namun, Rhoma Irama memilih jalur berbeda dengan menjadi simpatisan PPP.

Pada masa kampanye Pemilu 1977, Rhoma memulai debutnya sebagai juru kampanye PPP yang dipimpin oleh Djaelani Naro. Dengan lagu-lagu hits dan peran di sejumlah film, Rhoma sukses menarik perhatian masyarakat, membuktikan bahwa magnet politiknya sudah terasa sejak dulu. Peran besar Rhoma juga diakui sebagai salah satu faktor penyebab perolehan suara Golkar kalah dari PPP dalam Pemilu 1977 di Jakarta.

Keterlibatan Rhoma di dunia politik pada masa itu bukan hanya sekadar sebagai simpatisan. Rhoma Irama, dengan kepopulerannya sebagai aktor dan musikus, menjadi suara kritis terhadap pemerintahan represif Presiden Soeharto. Lagu-lagu dangdut ciptaannya, seperti 'Hak Asasi', diinterpretasikan sebagai kritik terhadap kebijakan pemerintah. Akibatnya, Rhoma kerap mendapat ancaman dan bahkan dicekal tampil di TVRI antara tahun 1977 hingga 1988.

2. Peran di MPR dan Caleg Sementara Golkar: Kiprah Rhoma hingga 1997

Setelah mundur dari PPP pada tahun 1987, Rhoma Irama masih terus terlibat dalam dunia politik. Pada periode 1992 hingga 1997, Rhoma menjadi anggota MPR utusan golongan seniman artis. Peran ini membuktikan bahwa Rhoma tidak hanya dikenal sebagai seniman, tetapi juga memiliki keberanian untuk terlibat secara langsung dalam pembentukan kebijakan.

Berita Terkait
Biduan
Buka Dikit