Filosofi Syal Rhoma Irama yang Sering Digunakan saat Manggung
Jakarta - Rhoma Irama, sang raja dangdut, tidak hanya dikenal sebagai penyanyi dan pencipta lagu yang berbakat, tetapi juga sebagai sosok yang memiliki gaya khas dalam berbusana.
Salah satu ciri khas gaya Rhoma Irama adalah penggunaan syal yang selalu melingkar di lehernya. Syal tersebut bukan sekadar aksesoris, tetapi juga memiliki makna yang mendalam bagi Rhoma Irama dan grup musiknya, Soneta.
Makna Syal yang Sering Digunakan oleh Rhoma Irama
- Instagram/rhoma_official
Tidak hanya dikenal dengan gitar buntungnya yang unik, pria yang akrab disapa Bang Haji itu juga lekat dengan gaya berpakaiannya yang selalu menggunakan syal.
Meski terlihat hanya aksesoris semata, rupanya syal yang sering digunakan oleh Rhoma Irama adalah sebuah identitas bahwa ia dan grup Soneta adalah muslim.
"Sebetulnya selendang itu sebagai simbol dari Islam aja," kata Rhoma Irama.
Syal tersebut mulai digunakan sejak tahun 1973, ketika Rhoma Irama membuat deklarasi The Voice of Moslem dengan tujuan agar musik Melayu bisa dipadukan dengan aliran musik lainnya.
"Sorban itu salah satu simbol bahwa Soneta the Voice of Moslem. Jadi salah satu cirinya muslim itu ya selendang," tambahnya.
Syal tersebut biasanya berwarna putih, hitam, atau merah, dan terkadang bertuliskan Dangdut Indonesia. Syal tersebut juga menjadi simbol perjuangan Rhoma Irama untuk mengangkat derajat musik dangdut di Indonesia dan dunia.
Syal yang digunakan oleh Rhoma Irama juga memiliki fungsi praktis, yaitu untuk melindungi lehernya dari panas, debu, dan keringat. Selain itu, syal juga bisa digunakan sebagai alat bantu bernyanyi, yaitu dengan menariknya ke arah mulut saat menyanyikan nada tinggi atau melengking.
Syal juga bisa digunakan sebagai alat komunikasi dengan penonton, yaitu dengan menggerakkan atau melemparkannya ke udara saat menyanyikan bagian-bagian tertentu dari lagu.