Perjalanan Karir Elvy Sukaesih, Sang Ratu Dangdut yang Memesona
Jakarta – Elvy Sukaesih, sang legenda musik dangdut, telah memikat panggung sejak usia dini. Melalui perjalanan yang mengantarkannya bergabung dengan berbagai grup musik, ia akhirnya meraih gelar yang tak terbantahkan sebagai Ratu Dangdut Indonesia.
Dilahirkan di Jakarta pada 25 Juni 1951, Elvy Sukaesih dikenal dengan lagu hitnya, "Bisik-Bisik Tetangga." Lirikan mata yang memukau saat ia menyanyikan lagu tersebut telah menjadi ciri khasnya.
Suka Bermusik Dari Kecil
- Elvy Sukaesih Instagram
Sejak duduk di bangku kelas 3 SD, bakat bermusiknya telah terwariskan dari sang ayah, Muhamad Ali, seorang pemusik.
Pada usia 13 tahun, Elvy dipercaya untuk tampil sendiri di panggung oleh sang ayah, dan penampilan perdananya sukses memukau penonton.
Ia menikah pada usia muda dengan Zaidun Zeidh Abu Bakar Jindan, seorang pria keturunan Arab, dan mereka dikaruniai enam orang anak.
Perjalanan Karir Elvy Sukaesih
- Instagram.com/elvy_sukaesih/
Sementara karier Elvy semakin menanjak, ia juga bergabung dengan beberapa Orkes Melayu terkenal, seperti Orkes Melayu Pancaran Muda dan Orkes Melayu Purnama.
Pada tahun 1970-an, Elvy mendapatkan kesempatan untuk menjadi penyanyi pendamping Rhoma Irama, raja Dangdut, dalam Orkes Melayu Soneta.
Namanya semakin melambung saat OM Soneta merilis album "Raja dan Ratu" pada tahun 1975. Namun, Elvy memutuskan untuk bersolo karier dan meninggalkan OM Soneta setelah beberapa waktu.
Selain menjadi penyanyi dangdut yang terkenal, Elvy juga menjajal dunia seni peran. Pada tahun 1977, ia membintangi empat film sekaligus, antara lain "Asoy," "Tiada Seindah Cintamu," "Jalal Kojak Palsu," dan "Penasaran."
Karier musik dan akting Elvy terus berjalan beriringan. Ia tetap aktif menciptakan single dan album, sementara juga terlibat dalam berbagai film hingga tahun 1986. Beberapa film yang menjadi karyanya antara lain "Cubit-Cubitan" (1979), "Kisah Cinta Rojali dan Zuleha" (1979), "Irama Cinta" (1980), "Gaya Merayu" (1980), "Senggol-Senggolan" (1980), dan "Mandi Madu" (1986).
Elvy juga menyumbangkan suara dalam soundtrack film "Senggol-Senggolan" yang dibintanginya. Ia terkenal sangat produktif dalam menciptakan karya musik, dengan puluhan album yang telah ia rilis, termasuk "Cubit Cubitan," "Colak-Colek," "Tidak Tahan," "Pesta Panen," "Bisikan Kasih," "Nasib Janda," "Elvy Sukaesih Vol. 2 (Hits: Goyang Dangdut)," "Cincin Kepalsuan," "Bisik-Bisik Tetangga," dan "Gula-Gula."
Pada tahun 2002, suami Elvy meninggal dunia setelah dirawat di rumah sakit karena serangan jantung. Dua tahun kemudian, Elvy merilis album "Exclusive Elvy Sukaesih" dengan hit "Lonceng Tengah Malam." Meski kemudian ia jarang merilis album solo, pada tahun 2014, ia kembali meluncurkan lagu "Seujung Kuku."
Selama perjalanan karirnya, Elvy telah berkolaborasi dengan musisi-musisi terkemuka seperti Hasjim Khan, Mamiek Slamet, Latief M., Mansyur S., Riza Umami, dan Eddy Silitonga. Prestasinya juga diakui melalui penghargaan, termasuk AMI Award untuk Artis Solo Wanita Dangdut Terbaik pada 2005, Golden Achievement Award Spirit Cultural Asean Communitas' dari Kesultanan Djohor dan Kelantan pada 2015, dan Lifetime Achievement Award dari SCTV Music Awards pada 2016.
Meskipun telah memasuki usia enampuluhan, Elvy tetap eksis sebagai penyanyi. Ia bahkan diminta untuk menjadi juri dalam ajang pencarian bakat penyanyi dangdut Indonesia di sebuah stasiun televisi. Komentar-komentarnya yang berpendidikan dan menjadi contoh yang baik semakin memperkuat gelar Ratu Dangdut yang pantas disandang olehnya.