Mengenal Cucu Asli Rhoma Irama yang Sukses di Bidang Agama dan Fashion
JagoDangdut – Ning Syiblia Hafsa Hasinah Iramani atau yang lebih dikenal Ning Syifa merupakan cucu dari pedangdut Rhoma Irama yang saat ini bekerja sebagai Pengasuh Pondok Pesantren Baitus Sholihin Genggong Timur, Probolinggo.
Di tengah kesibukannya menjadi seorang ibu rumah tangga dan pengasuh pesantren, Ning Syifa juga sukses membuka usaha fashion. Dari akun instagramnya @zineyshopp pengikutnya sudah berasal.
Tak hanya fokus di bidang fashion dengan mendirikan butik, Ning Syifa juga punya usaha snack atau makanan. ayam goreng Serta usaha. Ning Syifa di usianya yang masih 30 tahun sudah memiliki tiga anak. demikian, tak menyulutkan dirinya untuk tetap mandiri serta tidak 100 persen bergantung pada suami.
"Alhamdulillah usaha fashion ini sudah saya jalani kurang lebih 13 tahun," katanya kepada media.
- -
Ia mengatakan, salah satu motivasi harus berbisnis adalah pola pikir bahwa orang Islam kaya. Karena dengan kaya, perekonomian di dunia ini tidak akan dikuasai oleh orang non-muslim.
Ning Syifa menyampaikan, seorang perempuan harus bisa menjadi seperti Sayyidah Khodijah. Perempuan yang menjadi saudagar kaya raya. Perempuan tidak boleh pasrah dengan kodratnya menjadi ibu rumah tangga.
Ia juga menceritakan, tujuan berbisnis di antaranya adalah untuk membantu orang muslim dan sesama manusia yang membutuhkan. Bahkan salah satu karyawannya saat ini ada yang non-muslim.
Ning Syifa tak menampik bahwa harus menjalani hidup dengan peran ganda sebagai seorang istri dan ibu serta pengasuh pondok pesantren. Baginya, hal itu sama sekali tidak memberatkan dirinya untuk menjalani bisnis di bidang fashion, snack, hingga ayam goreng.
- -
Melalui usaha ini pula, Ning Syifa dapat menganggap orang bahwa menjadi pengasuh hanya berkutat di pesantren. Baginya, bisnisnya atau usaha telah membuktikan bahwa seorang nawaning juga mampu menjalani pengusaha.
Ning Syifa yang juga merupakan cucu asli Rhoma Irama ini berharap kepada semua santri bahwa ketika keluar dari pesantren jangan pernah melupakan jasa guru.