Maju Jadi Calon Wakil Bupati, Ini Profil Lengkap Iyeth Bustami
JagoDangdut – Nama Iyeth Bustami di dunia musik melayu dan dangdut tanah air tentu saja sudah tak asing lagi. Wanita yang memiliki ciri khas dalam berhijab itu dikenal memiliki suara yang khas.
Namanya mulai dikenal banyak orang setelah menyanyikan lagu yang berjudul 'Laksmana Raja di Laut' pada tahun 2003. Lagu tersebut pernah menimbulkan kontroversi yang cukup panjang antara Iyeth bersama salah satu musisi Riau.
Iyeth Bustami lahir pada tanggal 4 Agustus 1974 di Bengkalis. Ia memiliki nama lahir Sri Barat. Selain itu Iyeth juga dikenal sebagai salah satu biduan yang berkomunikasi menggunakan logat Melayu asli Riau.
Baca juga: Iyeth Bustami Maju Jadi Calon Wakil Bupati, Korean Pop Disorot!
Tahun 1993, Iyeth memutuskan untuk pindah ke Ibu Kota, karier bermusiknya terus berkembang hingga meraih berbagai penghargaan.
Tahun 2003, Iyeth pernah didaulat jadi penyanyi wanita terbaik versi Anugerah Dangdut TPI. Dalam dunia tarik suara, Iyeth dikenal dengan cengkok Melayu yang begitu khas.
Dalam kehidupan pribadinya, Iyeth menikah dengan seorang pria bernama Eka Sapta pada tahun 2003 tanpa sepengetahuan media. Tak lama kemudian pada April 2004, Iyeth menyelenggarakan resepsi di Bali.
Iyeth dan Eka telah dikaruniai 3 orang anak. Mereka adalah Zaviena Bintang Nugraha, Maula Lovieka Nugraha & Kayra Safwa Nugraha.
Sukses dengan kariernya sebagai seorang penyanyi, tahun 2014 Iyeth mulai terjun ke dunia politik dengan menjadi calon anggota legislatif untuk DPR.
Dan pada tahun 2020 ini, Iyeth Bustami, akhirnya secara resmi baju menjadi Bakal Calon Wakil Bupati untuk daerah asalnya Bengkalis Riau. Iyeth merupakan seorang kader dari parpol PKB.
Dalam pencalonannya sebagai kepala daerah itu, Iyeth berpasangan dengan seorang kader dari PDIP, Kaderismanto. Iyeth bertekad untuk membangun daerah asalnya tersebut. Selain itu ia juga mengungkapkan visi dan misinya untuk bidang seni, budaya dan pariwisata.
Salah satu yang paling menjadi perhatian Iyeth adalah saat ini anak muda lebih gandrung kepada budaya asing, seperti Korean Pop atau K-POP, juga drama Korea dari pada kesenian daerah.
Lebih lanjut Iyeth juga mengungkapkan jika hal tersebut bisa mengancam nasionalisme dan kecintaan kepada budaya nusantara.
Biodata lengkap ada di sini.