"Saya maju jalur independen, tapi bupati saya masuk partai. Akibatnya, banyak kebijakan yang enggak sejalan, dan saya merasa enggak punya kekuatan apa-apa," jelas Diky.
Saat ditanya alasan kembali terjun ke politik di Tasikmalaya, Diky menjawab dengan kelakar.
"Saya maju di Tasik karena tanah kelahiran. Saya juga tahu wali kota saya mapan secara finansial, jadi kecil kemungkinan nyolong uang rakyat. Kalau ada yang melenceng, ya harus berhadapan dengan saya," tegasnya.
Diky mengaku tak ingin mencalonkan diri sebagai wali kota karena keterbatasan finansial.
"Kalau saya maksa nyalon wali kota, mungkin saya pinjam uang untuk kampanye. Nanti kalau terpilih, bisa-bisa saya sibuk balikin utang. Saya enggak mau seperti itu," katanya.
Ia menyebut dirinya sebagai pejabat miskin yang bahkan harus meminjam mobil untuk keperluan sehari-hari.
"Kebahagiaan itu bukan dari seberapa banyak uang yang kita punya, tapi dari rasa syukur kita," tuturnya.