Jazz Gunung Indonesia Berkomitmen Memberdayakan Kesenian untuk Pariwisata dan Ekonomi Kreatif - JagoDangdut

Jazz Gunung Indonesia Berkomitmen Memberdayakan Kesenian untuk Pariwisata dan Ekonomi Kreatif

Jazz Gunung
Sumber :
Share :

VP Corporate Communication & Social Responsibility BCA Hera F. Haryn mengatakan “BCA terus memperkuat komitmen mendukung perkembangan industri musik dan pariwisata nasional. Memasuki tahun ke-16 penyelenggaraan Jazz Gunung Bromo, BCA sadar acara ini telah menjadi perhelatan yang tidak hanya dinanti penikmat musik jazz, namun juga menjadi ajang penting untuk mempromosikan kekayaan alam serta seni Indonesia, sekaligus memajukan perekonomian kreatif di sekitar Gunung Bromo.”

Semangat untuk mendukung industri musik jazz juga datang dari BRImo. “Kami berkomitmen untuk mendukung industri musik khususnya jazz. Kami ingin anak-anak muda ini mendapatkan new experience cashless menggunakan transaksi BRImo. Karena BRImo sampai saat ini menjadi salah satu mobile banking partner Jazz Gunung. Kami memberikan sponsorship salah satunya program diskon dan cashback untuk pembukaan rekening.” jelas Wahyuningtyas Kurniawati, Regional Funding & Retail Transaction Banking Head BRI RO Malang.

Setelah Jazz Gunung Bromo, rencananya akan terselenggara Jazz Gunung Ijen di bulan Agustus dan Jazz Gunung Burangrang di bulan Oktober sebagai rangkaian Jazz Gunung Series 2024.

“Wings ingin selalu dekat dengan masyarakat, salah satunya kerjasama dengan Jazz Gunung. Kami ingin juga mengajukan pariwisata dan perekonomian melalui produk Wings. Harapannya kalau ada rangkaian Jazz Gunung, Wings bisa terus ikut mendukung.” Jelas Tirza Christina Seputra, Product Coordinator TOP Coffee.

Bromo Jazz Camp Jadi Ajang Regenerasi Musisi Jazz

Sebagai bentuk kepedulian terhadap musik Jazz di Indonesia, sebagai acara yang sudah lebih dari 1 dekade berjalan, Jazz Gunung Indonesia ingin berkontribusi terhadap lini edukasi musik jazz dengan menggelar Bromo Jazz Camp.

Program yang sudah dipersiapkan sejak dua tahun lalu bersama Bagas Indyatmono, Sri Hanuraga, dan Cak Hend akhirnya bisa terselenggara. “Kami berbicara harus membuat sesuatu yang tidak jadi perhatian di festival lain.

Share :
Berita Terkait