"Begitu saya terbangun dari sujud, saya selesaikan salat saya, saya mau berdiri ternyata ada cadar. Saya nemu cadar di situ. Gak tau mungkin ada cadar yang jatuh punya orang atau siapa, akhirnya saya bawa. Sampai hotel, saya bilang ke anak-anak saya, kayaknya Umi mau pakai cadar deh, gitu," pungkasnya.
Kisah Umi Pipik ini mengingatkan kita bahwa terkadang, momen yang paling menantang dapat membawa kita pada keputusan yang mengubah hidup. Keputusannya untuk bercadar adalah bukti komitmennya terhadap iman dan perjalanan spiritualnya yang terus berkembang.