Riwayat - Bagi sebagian orang, nama Nur Bayan mungkin belum begitu dikenal. Namun, pencipta lagu asal Kediri ini mencuri perhatian publik setelah lagunya yang berjudul 'Mangku Purel' viral dan trending di media sosial sejak awal kemunculannya.
Nur Bayan lahir di Kediri pada 14 Juni 1983. Pria dengan ciri khas rambut panjang ini dikenal sebagai pencipta lagu dangdut dan campursari yang handal. Nama Nur Bayan mulai dikenal melalui lagu 'Oplosan' yang ia ciptakan pada tahun 2007 dan kemudian populer pada tahun 2014.
Hingga saat ini, Nur Bayan telah menciptakan ratusan lagu yang dinyanyikan oleh biduan terkenal seperti Lesti Kejora dan Selfi LIDA. Beberapa karyanya bahkan meraih penghargaan bergengsi. Pada tahun 2023, namanya masuk dalam nominasi AMI Awards, salah satu penghargaan musik paling bergengsi di Indonesia, bersaing dengan nama-nama besar seperti Adibal, Rhoma Irama, dan Erie Suzan.
Di dunia campursari, Nur Bayan dikenal sebagai sosok penting dari Jawa Timur. Penampilannya yang khas dengan rambut gondrong dan blangkon mengingatkan kita pada The Godfather of Ambyar, Didi Kempot. Sebelum menjadi penyanyi campursari, Nur Bayan pernah bercita-cita membentuk grup musik terkenal seperti Jamrud dan Dewa. Namun, keterbatasan yang ada memaksanya mengubur mimpi tersebut dan mencoba peruntungan sebagai penyanyi serta pencipta lagu dangdut dan campursari.
Perjuangannya tidak sia-sia. Sekitar tahun 2013, lagu-lagu ciptaannya mulai meledak di industri musik nasional. Sejak saat itu, nama Nur Bayan semakin dikenal luas, terutama melalui lagu-lagu seperti ‘Oplosan’, ‘Pokoke Joget’, dan ‘Tresno Waranggono’. Nur Bayan mengaku menjadikan Didi Kempot sebagai inspirasi dalam berkarya. Kariernya di musik campursari dimulai pada tahun 2007 dan ia berkomitmen untuk terus berkarya hingga kapan pun.
Pada awal kariernya di tahun 2007, Nur Bayan menjadi penyanyi campursari termuda di antara tokoh-tokoh senior seperti Manthous, Cak Dikin, dan Didi Kempot. Sebelumnya, Nur Bayan banyak menciptakan lagu berbahasa Indonesia untuk penyanyi ajang pencarian bakat di televisi, namun ia selalu bercita-cita menciptakan lagu berbahasa Jawa.
Nur Bayan sangat anti membuat lirik lagu yang seronok dan tidak mendidik. Ia ingin lagu-lagu berbahasa Jawa ciptaannya sarat dengan pesan positif. Dalam menciptakan lagu, ia mengusung konsep molimo, yang mengajak pendengar untuk tidak melakukan hal-hal negatif seperti berjudi, mabuk, bermain perempuan, mencuri, dan menggunakan narkoba. Lagu-lagu ciptaannya seperti ‘Oplosan’ mengajak orang berhenti minum minuman keras, ‘Doremi’ mengajak berhenti berjudi, dan ‘Kapokmu Kapan’ mengingatkan agar tidak bermain wanita.
Peraih empat penghargaan Anugerah Musik Dangdut Indonesia tahun 2016 ini memiliki misi mulia dalam kariernya. Berkarya di jalur musik campursari diharapkan dapat menyelamatkan karya budaya daerah.