Jakarta – Dekan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Ismatu Ropi, mengajukan permintaan kepada Menteri Kebudayaan RI, Fadli Zon, untuk memperjuangkan musik dangdut agar diakui sebagai warisan dunia.
Permintaan ini disambut baik oleh June Kuncoro Hadiningrat, mantan Konsul Jenderal (Konjen) RI di Karachi, Pakistan. Menurut June, musik dangdut memiliki daya tarik yang akan disukai masyarakat negara-negara Asia, terutama Asia Selatan seperti Pakistan.
Sebagai seseorang yang pernah dekat dengan budaya Bollywood, June meyakini bahwa masyarakat Pakistan akan menyukai dangdut karena dua faktor.
"Sebagai orang yang terekspos budaya Bolywood dari dekat, orang Pakistan akan menyukai dangdut karena dua hal: Pertama, mereka suka musik dan tarian, terutama musik yang berirama Asia Selatan apalagi kalau menggunakan lirik bahasa Urdu atau bahasa daerah mereka" ungkap June, yang juga merupakan penggemar dangdut sejak masa sekolah dasar dan menyukai karya-karya Haji Rhoma Irama.
Menurut June, kesamaan antara dangdut dan musik Pakistan juga terlihat dalam ketukan tabla yang riang, yang menggambarkan kehidupan keseharian, percintaan, hingga isu sosial dan agama. Musik, kata June, sering kali menjadi wadah bagi masyarakat Pakistan untuk menyampaikan aspirasi mereka terhadap pemerintah atau kebijakan tertentu.
"Karena itu saya mendukung langkah UIN meminta Menteri Kebudayaan Fadli Zon mendorong dangdut menjadi warisan dunia," tambahnya.