Jakarta – Dalam suasana tahun politik menjelang Pemilu 2024, kehadiran sosok "Raja Dangdut" Rhoma Irama kembali menjadi pusat perhatian.
Tidak hanya sebagai figur seni, tetapi juga sebagai tokoh yang memiliki magnet politik yang signifikan.
Jejak panjangnya di panggung politik Indonesia membuktikan bahwa Rhoma Irama bukan hanya satria di dunia musik dangdut, tetapi juga memiliki kisah menarik di kancah politik.
Kunjungan Anies Baswedan ke studio Soneta Record pada 20 Januari 2024, di Cilodong, menandai momen penting dalam dinamika politik menjelang Pemilu 2024. Calon presiden nomor urut 1 ini memilih bertemu dengan Rhoma Irama, mengisyaratkan bahwa magnet politik "Satria Bergitar" masih sangat relevan.
Dalam suasana hangat, Anies Baswedan disambut oleh Bang Haji Rhoma, Forum Silaturahmi Ta’mir Masjid dan Mushalla (Fahmi Tamami), Forsa, dan Persatuan Artis Musik Dangdut Indonesia (PAMDI). Kehadiran Anies memberikan pesan kuat bahwa dunia politik mengakui pengaruh Rhoma Irama sebagai figur yang mampu memengaruhi opini publik.
Rupanya, pejalanan Rhoma Irama di panggung politik tidak hanya baru-baru ini. Pada beberapa tahun silam, sang Raja Dangdut juga mencoba untuk menjadi politikus. Lantas seperti apa kelanjutannya? Berikut ini JagoDangdut sajikan untuk Anda!