Jakarta – Funkot belakangan ini telah menjelma menjadi fenomena gaul terbaru yang merajai media sosial.
Anak-anak muda di seluruh dunia, terutama yang aktif di platform media sosial ini, kini tengah tergila-gila dengan istilah tersebut.
Dalam bahasa gaul, funkot merupakan singkatan dari "Funky Kota." "Kota" di sini merujuk pada kota besar atau urban, sementara "funky" menggambarkan sesuatu yang keren, asyik, dan penuh gaya.
Musik Funkot merupakan campuran dari musik Funky House dan Dangdut dengan tempo sekitar 160 hingga 220 bpm. Pada musik Funkot biasanya terdapat suara perkusi seperti cowbell, woodblock, triple bass kick yang cepat, sampel suara vokal (biasanya suara "ay!", "are you ready?", dan "one, two, three, four" ), penggunaan Amen Break yang banyak, dan synth dengan pitch yang tinggi.
Kebanyakan musik Funkot merupakan hasil remix dan sampling dari musik lain yang populer di Indonesia. Remix dan sampling musik juga terdapat pada satu lagu atau bahkan lebih dari satu lagu dalam satu karya musik Funkot.
Menurut DJ Jet Baron, musik Funkot mirip dengan Wa Euro, sebuah genre musik yang merupakan percampuran dari J-Pop dan Italo Disco. Perbedannya terdapat pada tempo dan ritme.
Musik funkot lahir pada tahun 1990 dan dipopulerkan oleh grup musik Indonesia, Barakatak. Grup ini terdiri dari Aam Kecol (Aam Rama Kusumah), Didi Iphis (Die Iphis), dan Yayat Bogel (Yayat English).