Jakarta – Mungkin masih jarang terdengar istilah "cassette jockey," tapi Muhammad Fajrintio, atau yang akrab disapa Ajis, memperkenalkannya dengan gaya yang unik.
Sebagai sosok Pemuda Sinarmas, Ajis memutuskan untuk menjaga keberlanjutan kaset di era digital ini dengan menjadi cassette jockey.
Menariknya, ia tidak menggunakan perangkat digital seperti DJ pada umumnya, melainkan memainkan kaset dalam setiap penampilannya.
Profil Muhammad Fajrintio atau Ajis sebagai Pemuda Sinarmas
- Berbagai Sumber
Ajis berbagi bahwa ide ini muncul dari koleksi kasetnya yang melimpah di rumah. Ia ingin membagikan kekayaan musik dari kaset-kaset tersebut kepada banyak orang. Inilah yang membuatnya menjadi cassette jockey pertama di Indonesia dengan nama panggung Pemuda Sinarmas.
Sebagai pionir dalam profesinya, Ajis mengakui bahwa ia belajar secara mandiri. Melalui sumber daya online seperti YouTube, ia memerhatikan gerakan tangan dan teknik yang digunakan oleh cassette jockey dari luar negeri.
Terlepas dari kurangnya tutorial, Ajis dengan tekun mempelajari peralihan beat, pemilihan lagu, dan aspek teknis lainnya yang membantunya memainkan kaset dengan apik.
Inspirasi utama Ajis dalam bermusik justru berasal dari ibunya. Dibesarkan dengan lagu-lagu era 70, 80, hingga 90-an, pengaruh musik dari sang ibu menjadi fondasi kuat bagi gaya musik Pemuda Sinarmas.
Perjalanan Karir Pemuda Sinarmas
- Berbagai Sumber
Pemuda Sinarmas tidak langsung menjadi terkenal, melainkan melalui pengalaman pertama yang penuh tantangan.
Ajis mengenang penampilan perdana di acara DIY di Pasar Santa pada tahun 2015.
Tanpa latihan sebelumnya, Ajis merasa takut tidak akan ada penonton saat ia tampil.
Namun, pengalaman tersebut membuka jalan untuk tampil di acara-acara besar, termasuk prom night.
Sempat Berhenti Imbas Pandemi Covid-19
- Berbagai Sumber
Pandemi COVID-19 memaksa Pemuda Sinarmas untuk sementara waktu menghentikan aktivitas panggung. Ajis, yang biasanya aktif berburu kaset, merindukan momen tersebut.
Namun, ia tetap sibuk dengan kegiatan hobi, seperti memasak, dan mengurus motor. Selain itu, Ajis menjalankan program online bernama "Sebelum Djam Malam" untuk tetap terhubung dengan para penggemarnya.
Meskipun pandemi memberikan tantangan baru, Ajis tetap optimis terhadap masa depan kaset. Ia menyebutkan adanya Recording The Master di Prancis yang masih beroperasi dan baru-baru ini menggalang dana untuk produksi walkman abad 21. Dengan berita ini, Ajis yakin bahwa nasib kaset masih akan tetap menarik di masa depan.
Jadi, mari terus dukung Pemuda Sinarmas dalam perjalanan kreatifnya sebagai cassette jockey pertama Indonesia yang menawarkan pengalaman musik unik dan penuh nostalgia!