Jakarta - Bagi para pecinta musik orkes, nama PHB (Pemuda Harapan Bangsa) tentunya sudah tidak asing terdengar. Setelah aktif selama puluhtan tahun, PHB sendiri sudah dianggap legenda dalam sejarah musik orkes di Indonesia.
Dibentuk untuk acara orientasi studi (Ospek) di Sekolah Tinggi Seni Rupa dan Desain Indonesia (Stisi) Bandung, menjadi awal mula perjalanan panjang PHB. Seperti apa? Yuk baca artikelnya sampai habis!
Legenda Orkes Musik di Indonesia
- Instagram: @orkes_phb
PHB adalah sudah dianggap legenda sejajar dengan orkes Pancaran Sinar Petromaks (PSP) dan juga Pengantar Minum Racun (PMR). PHB sendiri lahir di tengah trend musik-musik distorsi.
Kendati begitu, merkea melaukan pendekatan yang berbeda. Mereka justru lebih memfokuskan karya mereka lewat unsur komedi yang terdapat dalam setiap kepribadian para personelnya.
PHB sendiri sempat menggunakan nama grup mereka speerti 'Orkes Kurang Gisi' dan 'Orkes Moral Irama Teler', nama yang mirip-mirip denga orkes Pengantar Minum Racun.
Hngga akhirnya mereka memilih nama Pemuda Harapan Bangsa, yang menggambarkan para personelnya yang kreatif dan penuh keisengan.
Perjalanan karir mereka dimulai saat mengikuti ospek di Stisi Bandung. Tentu saja penampilan mereka menjadi kontras karena berbeda dengan trend musik yang ada saat itu.
Meskipun penampilan mereka terhenti karena turunnya hujan saat mengikuti ospek, PHB bisa terus berkembang dan mulai dikenal di luar kampus. Sehingga undangan tampil untuk acara-acara anak muda pun mulai berdatangan.
Karya-karya PHB
- Instagram: @orkes_phb
Di tahun 1998, PHB akhirnya serius untuk masuk dapur rekaman. Dengan dana yang terbatas, mereka merilis single mereka secara independent yang bertajuk 'Orkesnisasi'. Album tersebut cukup di terima di kalangan mahasiswa baru.
Banyak diminati anak-anak muda, PHB tidak begitu saja bisa masuk radio. Lantaran alat musik yang mereka gunakan sangan berbeda.Namun, dirinya bisa mempertahankan eksistensinya.
Album pertama mereka 'Orkesnisasi' dirilis pada tahun 2001 cukup sukses di kalangan anak muda. Selanjutnya mereka merilis album kompilasi Viking Persib I tahun 2002. Lagu PHB yang berjudul 'Maung Lautan Api' pun semakin menopang kepopuleran PHB.
Kemudian di tahun selanjutnya, PHB Merilis album 'Say No To Drum'. Dan 'Modal Dengkul pada tahun 2008'. Sempat tidak berkarya selama 11 tahun, PHB kembali unjuk gigi lewat album 'Tua-tua Keladi' pada tahun 2019.