Diketahui sebelumnya, Dadi menjadi personel Soneta di formasi ke-3 sebagai peniup terompet yang di dalamnya ada Rhoma Irama (gitar-vokal), Nasir (mandoline), Hadi (seruling), Riswan (keyboard), Ayub (tamborine), Wempy (rythm), Chovif (kendang/drum), Popong (bass), Subiyanto (saxofon tenor), dan Farid (saxofon alto).
Lebih lanjut dalam interview-nya personel grup musik legenda ini menjelaskan, bagaimana caranya ia membagi waktu saat bertugas menjadi aparatur negara dan menjadi personel Soneta.
"Ya kalo ada show panjang atau job, kita izin dulu. Dikasih (waktu) tapi tidak boleh lama, hanya beberapa hari bukan minggu. Ke sana-nya kita Desersi (mangkir dalam bertugas)," jelas Dadi.
Namun karena terus menerus merasa tugasnya sebagai Abdi Negara terbengkalai. Sri Dadi memutuskan untuk mengundurkan diri pada tahun 1992, dan mendapat persetujuan satu tahun kemudian.
"Itu selalu begitu, sampe terakhir 92 - 93 saya mengajukan berhenti. Mengajukan berhenti sampe bikin surat permohonan keluar7 kali baru dapat. Tahun 92 - 93 total di Soneta. Dari pada saya di Kepolisian selalu banyak desersi, lebih baik kita mengundurkan diri saja," ucapnya.
Semenjak itu, hingga saat akhir hayatnya 17 Februari 2020 kemarin, Sri Dadi sudah bergabung selama 37 tahun mendampingi Raja Dangdut dalam bermain musik. Sementara suka duka saat menjadi personel Soneta, juga ia ceritakan dalam video berdurasi lebih dari lima menit itu.
"Suka dukanya banyak lah ya, enggak seperti sekarang ini (2014). Dulu itu dukanya banyak, kadang ada promotor yang tidak membayar, ditinggal lari promotor, terus kalo hujan, mobil mogok di jalan, kita dorong. Kalo sukanya ya seneng aja enggak dibayar ya tetep happy saja, sebab yang tidak dibayar bukan kita saja tetapi satu grup termasuk pimpinan kami Rhoma Irama," terang Sri Dadi.