JagoDangdut – Perseteruan antara Dewi Perssik dan Nikita Mirzani semakin memanas. Setelah Nikita menyindir Dewi Perssik sebagai host yang tidak profesional, Depe pun memberikan balasan menohok yang tak kalah tajam.
Sindiran Pedas Depe untuk Nikita Mirzani
- Instagram @dewiperssik9
Dalam siaran langsung di kanal YouTube Dewi Perssik Official Community, pedangdut yang juga presenter itu menyindir balik Nikita dengan menyebut bahwa ibu dari Lolly tersebut hanya pandai berkomentar tanpa dasar.
"Jengger tuh tong kosong nyaring bunyinya doang," ujar pedangdut Dewi Perssik.
Menurutnya, kritik yang dilontarkan Nikita tidak valid karena dirinya masih dipercaya memandu acara Pagi Pagi Ambyar, sementara Nikita sudah jarang muncul di layar kaca.
"Lah, yang profesional itu dia? Kalau dia profesional, dia udah dipakai dari dulu. Nggak ada yang pakai dia," ucap Depe.
Tantangan Dewi Perssik untuk Nikita
- Instagram @dewiperssik9
Tak hanya menyindir, Dewi Perssik juga menantang Nikita Mirzani untuk adu fisik daripada terus saling sindir di media sosial.
"Kalau cuma nyindir-nyindir bosen, gue maunya tonjok-tonjokan. Kalau mau tuh ke kantor polisi, gebuk-gebukan, jangan saling menuntut. Itu baru benar," tegasnya.
Ketegangan antara kedua artis ini bermula dari pernyataan Dewi Perssik yang mengeluhkan kehadiran Dokter Detektif (Doktif) di acara Pagi Pagi Ambyar tidak mampu mendongkrak rating.
"Gue pikir ngedatengin Doktif, rating Pagi-Pagi Ambyar bagus gitu, kan," kata Dewi Perssik.
Namun, setelah Doktif hadir, rating acara tersebut tidak mengalami peningkatan signifikan, yang membuat Depe curiga bahwa ada peran buzzer dalam pemanggilan Doktif ke acara tersebut.
"Eh, nggak bagus ratingnya. Biasa aja. Berarti kan buzzer berarti," ujarnya.
Pernyataan ini langsung memancing reaksi Nikita Mirzani, yang menyebut bahwa seorang host tidak berhak menyalahkan bintang tamu atas rating acara yang turun.
"Sebagai host itu cuman duduk, terima briefing-an, habis itu mewawancarai bintang tamu. Jadi, bukan kita sebagai host yang menentukan," kata Nikita.