Tak Disangka! Bincang Bersama Rhoma Irama, Diky Candra Akui Pernah Jadi Debt Collector - JagoDangdut

Tak Disangka! Bincang Bersama Rhoma Irama, Diky Candra Akui Pernah Jadi Debt Collector

Rhoma Irama dan Diky Candra
Share :

JagoDangdut Aktor senior dan politisi Diky Chandra menjadi tamu istimewa dalam podcast Raja Dangdut Rhoma Irama yang bertajuk Bisikan Rhoma.

Percakapan hangat antara dua tokoh besar ini menarik perhatian, terutama karena keduanya berasal dari Tasikmalaya dan memiliki perjalanan karier yang inspiratif.

Ungkap Perjalanan Karier di Dunia Hiburan

Rhoma Irama dan Diky Candra
Foto :
  • Youtube Rhoma Irama

Dalam pembukaannya, Rhoma Irama memuji Diky sebagai sosok yang multitalenta.

"Akting, sutradara, dan politisi. Sekarang terpilih jadi wakil wali kota Tasikmalaya," ujar Rhoma Irama membuka perbincangan.

Menjawab pertanyaan tersebut, Diky menceritakan awal kariernya yang dimulai dari dunia seni hingga terjun ke politik.

"Awalnya model, saya enggak tahu malah didaftarin teman-teman. Tapi karena jarang ada pemotretan, saya ngamen. Sampai diberitakan ada model mengamen, lalu dipanggil produser untuk bikin lagu," ungkap Diky.

Tak hanya itu, ia juga pernah menjadi debt collector sebelum akhirnya dikenal sebagai penyanyi, aktor, dan sutradara.

Diky kemudian mengisahkan pengalamannya di dunia televisi, dimulai dari menulis program hingga menyutradarai acara seperti Asep Show, Canda Wayang, dan Bukan Sekedar Wayang. Bahkan, ia mengaku menulis 300 cerita secara mandiri.

"Saya pernah nulis cerita film setan, tapi saya enggak mau bikin yang negatif. Karena tontonan itu bisa memengaruhi kepercayaan anak-anak kita," ujarnya.

Rhoma Irama menanggapi dengan perspektif religius, menjelaskan bahwa setan bukan sekadar sosok, melainkan aksi yang bisa berasal dari jin atau manusia.

"Kadang manusia butuh setan, Pak Haji. Karena ujian itu yang bikin kita lebih kuat," timpal Diky dengan gaya khasnya.

Rhoma Irama juga menyinggung perjalanan Diky Candra di dunia politik, termasuk saat ia menjabat sebagai Wakil Bupati Garut.

"Saya maju jalur independen, tapi bupati saya masuk partai. Akibatnya, banyak kebijakan yang enggak sejalan, dan saya merasa enggak punya kekuatan apa-apa," jelas Diky.

Saat ditanya alasan kembali terjun ke politik di Tasikmalaya, Diky menjawab dengan kelakar.

"Saya maju di Tasik karena tanah kelahiran. Saya juga tahu wali kota saya mapan secara finansial, jadi kecil kemungkinan nyolong uang rakyat. Kalau ada yang melenceng, ya harus berhadapan dengan saya," tegasnya.

Diky mengaku tak ingin mencalonkan diri sebagai wali kota karena keterbatasan finansial.

"Kalau saya maksa nyalon wali kota, mungkin saya pinjam uang untuk kampanye. Nanti kalau terpilih, bisa-bisa saya sibuk balikin utang. Saya enggak mau seperti itu," katanya.

Ia menyebut dirinya sebagai pejabat miskin yang bahkan harus meminjam mobil untuk keperluan sehari-hari.

"Kebahagiaan itu bukan dari seberapa banyak uang yang kita punya, tapi dari rasa syukur kita," tuturnya.

Diky menutup perbincangan dengan menyatakan kesungguhannya dalam menjalankan amanah sebagai Wakil Wali Kota Tasikmalaya.

"Saya hanya akan menjalankan apa yang diperintahkan Allah dan meninggalkan yang dilarang. Semua ini karena Allah. Insya Allah, dengan izin-Nya, tugas ini akan dimudahkan," tandas Diky.

Share :
Berita Terkait