JagoDangdut – Bekasi, kota yang tak pernah tidur dengan hiruk-pikuk aktivitasnya, belum lama ini dihebohkan oleh penampilan memukau Start Koplo di Setujuan Coffee & Eatery.
Grup musik yang identik dengan gaya koplo modern ini sukses menghidupkan suasana malam dengan irama yang energik. Namun, ada yang berbeda dalam pertunjukan kali ini.
Start Koplo tak hanya menyajikan alunan musik koplo, tetapi juga memperkenalkan budaya tradisional yang sarat akan nilai-nilai sejarah, yakni Reog Ponorogo.
Perpaduan Koplo dan Reog Ponorogo
- KoploRiang
Start Koplo menghadirkan kolaborasi unik menghadirkan penari Reog Ponorogo, yang membuat pengunjung terkesima. Penampilan tersebut diawali dengan lantunan musik koplo, diikuti oleh kehadiran barongan khas Reog Ponorogo yang megah.
Penari Reog, dengan kostum penuh warna, membawa suasana khas Ponorogo yang kental. Penampilan ini tidak hanya menghibur tetapi juga memberikan edukasi budaya kepada generasi muda yang hadir.
Kolaborasi tersebut menunjukkan bahwa seni tradisional seperti Reog Ponorogo dapat beradaptasi dengan musik modern tanpa kehilangan jati dirinya. Ini menjadi bukti bahwa budaya Nusantara bisa terus hidup dan relevan di tengah perkembangan zaman.
Sejarah Reog Ponorogo
- KoploRiang
Reog Ponorogo adalah salah satu seni pertunjukan tradisional asal Ponorogo, Jawa Timur, yang sudah ada sejak zaman Kerajaan Majapahit.
Pertunjukan ini dikenal dengan elemen-elemen khasnya, seperti barongan (topeng berbentuk kepala singa dengan hiasan bulu merak), jathilan (tarian para prajurit berkuda), serta iringan musik tradisional yang dimainkan dengan alat-alat seperti kendang, gong, dan seruling.
Sejarah Reog Ponorogo tak lepas dari legenda tentang perjuangan Raja Kelana Sewandana yang berusaha memenangkan hati Dewi Songgolangit. Dalam kisah ini, Raja Kelana membentuk rombongan seni yang meriah untuk memikat sang putri. Elemen-elemen seni ini kemudian menjadi dasar dari pertunjukan Reog yang kita kenal sekarang.
Simbolisme dalam Reog
Setiap elemen dalam Reog Ponorogo memiliki makna simbolis.
- Barongan, dengan kepala singa dan bulu merak, melambangkan keberanian dan keagungan.
- Jathilan menggambarkan kegigihan prajurit dalam menghadapi rintangan.
- Topeng Bujang Ganong, yang sering hadir dalam pertunjukan, melambangkan kecerdikan dan kegesitan.
Reog juga menjadi sarana ekspresi seni yang penuh makna filosofis, seperti penghormatan kepada leluhur, kekuatan spiritual, dan nilai-nilai moral.
Resmi Masuk Daftar Warisan Budaya Takbenda UNESCO 2024
- VIVA.co.id
Reog Ponorogo akhirnya kini telah resmi menjadi budaya Indonesia yang masuk dalam Warisan Budaya Takbenda (WBTb) oleh UNESCO dalam kategori In Need of Urgent Safeguarding.
Penetapan hal itu dibahas dalam Sidang Intergovernmental Committee for the Safeguarding of the Intangible Cultural Heritage ke-19, yang digelar di Asunción, Paraguay, pada 3 Desember 2024.
Ini tentu saja menjadi sebuah kebanggaan dan momen bersejarah bagi seni tradisional Indonesia, yang terus berjuang dan bertahan di era globalisasi ini.
Duta Besar RI untuk UNESCO, Mohamad Oemar, yang memimpin delegasi Indonesia dalam sidang tersebut, mengungkapkan rasa syukur atas pencapaian ini.
"Pengakuan ini menegaskan pentingnya seni Reog Ponorogo sebagai identitas budaya bangsa. Ini juga menjadi momentum untuk melestarikan warisan ini bagi generasi mendatang," ujar Oemar dalam pernyataan resminya dikutip dari VIVA, Rabu 4 Desember 2024.