JagoDangdut – Meski dianggap tabu oleh sebagian besar orang, kini gangguan mental menjadi topik yang banyak diperbincangkan khususnya oleh generasi muda yang lebih terbuka terhadap isu tersebut. Dari kalangan artis, Rina Nose menjadi salah satu orang yang terbuka terhadap isu tersebut.
Baru-baru ini, lewat salah satu postingan Instagram storynya, Rina Nose membahas terkait salah satu gangguan mental yakni OCD. Penasaran seperti apa? Simak selengkapnya berikut ini!
Rina Nose Bahas Gangguan Mental
- Tangkapan Layar
Dikenal sebagai sosok yang ceria, Rina Nose baru-baru ini menuliskan tulisan panjang terkait isu gangguan mental, khususnya OCD (Obsessive Compulsive Disorder).
Lewat postingan Instagram storynya, Rina Nose membahas terkait kebiasaan orang yang dirasa positif namun ternyata berdampak buruk bagi kesehatan mental atau yang belakangan disebut dengan istilah toxic positivity.
“Menuntut diri sendiri untuk terus menerus menjadi orang baik, selalu berpikir positif, selalu sempurna dan selalu bijaksana, itu secara tidak sengaja merupakan cara mengkhianati kenyataan bahwa manusia adalah tempat kesalahan dan keburukan,” tulisnya dalam story dikutip pada Selasa, 3 Desember 2024.
“Jika ada seseorang yang dianggap paling baik dan bijaksana, tunggulah sampai dia berada dalam kondisi kurang tidur, capek, lapar, diburu-buru, dikejar tugas, tekanan pekerjaan, berurusan dengan uang, diganggu suara bising yang mengganggu,” sambungnya.
Lebih lanjut, artis dan penyanyi yang kerap melakukan impersonasi tersebut menjelaskan terkait gangguan mental OCD yang rentan mengalami fase depresi karena kerap kali menuntut kesempurnaan.
Selain itu, Rina Nose juga menjelaskan terkait situasi-situasi yang tidak cocok bagi penderita OCD karena dapat menjerumuskan ke fase depresi.
“OCD (Obsessive Compulsive Disorder). Orang dengan gangguan OCD rentan depresi. Karena cenderung menuntut kesempurnaan. Sedangkan kesempurnaan hanya bisa tercipta dalam suasana kondusif, tempat yang tenang, waktu yang santai, leluasa, tidak terburu-buru,” tulisnya.
“Aktivitas yang padat, ditambah tuntutan tugas yang banyak tidak cocok untuk orang OCD. Karena energi yang keluar akan sangat membulak, menjadi rawan ‘kecelakaan’,” tandasnya.