JagoDangdut – Mahesa Music kembali menghadirkan kolaborasi spektakuler yakni Gerry Mahesa dan Ayu Cantika lewat sebuah lagu yang berjudul 'Hanya Insan Biasa'.
Music video Gerry Mahesa dan Ayu Cantika membawakan lagu 'Bukan Insan Biasa' tersebut dirilis pada 14 Agustus 2024 lewat kanal YouTube Mahesa Official.
Duet Gerry Mahesa dan Ayu Cantika
- youtube.com/MAHESA Official
Dalam music video tersebut, terlihat Ayu Cantika memiliki penjiwaan yang sangat dalam saat menyanyikan lagu 'Bukan Insan Biasa' tersebut hingga banyak yang memuji penampilannya.
Dalam music video tersebut juga, Gerry Mahesa dan Ayu Cantika terlihat sering dengan menggunakan busana kaos yang senada berwarna monokrom hitam dan putih. Lagu 'Hanya Insan Biasa' sendiri merupakan karya ciptaan dari Erwin Agam.
Lewat iringin musik dari Mahesa Music, Gerry Mahesa dan Ayu Cantik sukses membawakan lagu 'Bukan Insan Biasa' ini dengan asyik.
Profil Gerry Mahesa
Gerry Mahesa, penyanyi dangdut koplo terkenal asal Sidoarjo, Jawa Timur, telah mencuri perhatian kalangan pendengar musik dangdut, khususnya para penggemar dangdut koplo. Ia merupakan anggota dari grup musik New Pallapa, sebuah orkes dangdut terkemuka di Jawa Timur.
Namanya semakin melambung ke seluruh Indonesia, terutama setelah merilis lagu duet dengan Lala Widy yang berhasil trending di platform YouTube. Gerry Mahesa, lahir pada 21 November 1997, memulai karirnya di dunia tarik suara dengan tampil di berbagai panggung dangdut di Jawa Tengah. Namun, popularitasnya semakin meroket setelah bergabung dengan orkes New Pallapa.
Ia dikenal sebagai sosok yang gigih dan berbakat, terutama dalam menduet dengan penyanyi dangdut lainnya seperti Yeni Inka dan Lala Widy. Salah satu lagu duetnya bersama Lala Widy yang berjudul "Emas Hantaran" bahkan sempat menjadi trending di media sosial, dan video klipnya telah ditonton lebih dari 40 juta kali di YouTube.
Perjalanan hidup Gerry Mahesa tidaklah mudah. Berasal dari keluarga sederhana, ia harus bekerja keras untuk meraih kesuksesan. Pada masa sekolahnya, Gerry hanya mendapatkan uang jajan sebesar Rp1.000. Meskipun dalam keterbatasan tersebut, ia tetap berusaha dengan memilih jajan yang sama setiap harinya selama tiga tahun.
Selain itu, Gerry juga bekerja sebagai kuli panggul setelah pulang sekolah. Ia terlibat dalam angkat-angkat barang, seperti beras. Pada malam hari, ia menjaga warung dengan upah yang terbilang minim.