"Silakanlah Bapak-Bapak yang kompeten ini. Bahwa kebijakan itu dipikirin dulu event-nya. Nanti, apakah nanti akan ada penontonnya kalau begini caranya?" katanya.
Iis juga mengungkapkan kekhawatirannya bahwa masyarakat Indonesia mungkin akan lebih memilih untuk menonton konser di luar negeri jika harga tiket di dalam negeri menjadi terlalu mahal. Dia pun menyoroti pentingnya belajar dari negara tetangga seperti Singapura.
"Kenapa nggak berpikir kayak negara lain yang paling terdekatnya Singapura?" ujarnya, memberi contoh bagaimana Singapura berhasil menyelenggarakan konser-konser besar seperti Taylor Swift dan Bruno Mars, yang berhasil menarik wisatawan meskipun harga tiket dan akomodasi sedikit lebih mahal.
Frustrasi dengan rencana kebijakan ini, Iis menyatakan, "Gemes, asli gemes." Menurutnya, kebijakan tersebut tidak hanya membebani penonton, tetapi juga berdampak pada musisi serta industri hiburan lokal.
Ketika ditanya mengenai dampak kebijakan ini terhadap kariernya sebagai musisi, Iis menjelaskan bahwa musisi lokal tidak terkena dampak langsung karena bea cukai ini ditujukan untuk artis internasional.
Namun, ia menekankan bahwa kenaikan harga tiket konser akan mempengaruhi penggemar musik, termasuk keluarganya sendiri yang juga gemar menonton konser.
Iis kemudian memberikan saran kepada pemerintah untuk mempelajari kebijakan dari negara lain, terutama Singapura, yang menurutnya berhasil mempermudah izin dan mendukung pengembangan pariwisata melalui konser.