Mereka mengaitkan perilakunya dengan konflik yang belum terselesaikan dengan Depe, yang tampaknya tidak menanggapi somasi yang diajukan Tessa beberapa waktu lalu.
Komentar netizen juga menyoroti status Tessa Mariska sebagai istri dari seorang perwira TNI Angkatan Darat, dengan beberapa menganggap perilakunya tidak pantas dan memalukan.
Mereka berpendapat bahwa Tessa mungkin memerlukan bantuan medis untuk mengatasi masalah kejiwaan yang diduga mereka alami.
Namun, dr Mintarsih A. Latief, SpKJ, menekankan bahwa diagnosis depresi tidak bisa diberikan tanpa pemeriksaan medis yang tepat.
"Biasanya kalau suami terikat pada suatu perkumpulan yang mewajibkan untuk menjaga diri, menjaga sikap, tapi dia melakukan sesuatu yang terlalu menyimpang itu merupakan tanda dari adanya suatu gangguan dalam kejiwaannya. Tapi tetap saja itu harus melalui pemeriksaan medis untuk mengetahui apakah dia mengalami depresi atau tidak," kata Mintarsih.
Konflik antara Tessa dan Depe bermula dari komentar Depe tentang kehidupan pribadi Tessa, termasuk menyebutnya sebagai ‘nenek-nenek’.
Tessa, yang merasa kecewa dan difitnah, telah mengirimkan somasi kepada Depe melalui kuasa hukumnya, Andreas Sapta Finady, memberikan waktu 72 jam untuk Depe meminta maaf.