"Manggungnya diatas makam dan pas nyanyi panggungnya roboh, Pas lagi duduk di belakang panggung, eh kena bulu genderuwo,"" kenang Boiyen.

Meskipun kini lebih dikenal sebagai pelawak, Boiyen masih mengingat masa-masa sulitnya sebagai biduan.

"Sekali manggung dibayar Rp 70 ribu, yang Rp 50 ribu kasih orang tua dan Rp 20 ribu dipakai naik ojek," jelas Boiyen.

Selama masa kejayaannya sebagai penyanyi dangdut, Boiyen sering mendapat saweran dari penonton.

"Saweran dikumpulin di kardus dan selesai acara dibagi-bagi sama pemain bandnya," tutur Boiyen.

Boiyen juga bercerita tentang pencapaiannya membeli mobil bekas dengan harga Rp 1,7 juta, yang ia bayar secara mencicil.

"Tapi mobilnya mogok terus karena bayarnya nyicil," kata Boiyen sambil tertawa, mengingat masa lalunya.