"Waktu saya masih kecil, almarhum kakek saya cerita ada seorang wanita penar penari piring dari Sumatera Barat sana yang meninggal karena disantet, ternyata pelakunya adalah saingan dia dalam dalam sanggar tari itu," tambah Tessa.
Namun, proses kreatif film ini tidak berjalan mulus. Tessa dan timnya mengalami serangkaian kejadian gaib, mulai dari pintu yang terbuka sendiri hingga banjir misterius yang mengejutkan Dewi, penulis skenario film tersebut.
"Hantunya mengganggu, mbak Dewi yang nulis script film ini sampai ketakutan, dia hampir menyerah. katanya dia tinggal di rumah itu 35 tidak pernah kejadian banjir, tiba-tiba air dari kamar mandinya naik, sehingga mbak Dewi nulis scriptny di lantai dua," kata Tessa. Kejadian ini mendorong Tessa untuk kembali ke kampung halamannya guna meminta izin dari para petinggi setempat.
Film ini tidak hanya bertujuan menghibur, tapi juga menyampaikan pesan moral tentang pentingnya persaingan yang sehat dan bahaya bersekutu dengan kekuatan jahat.
"Bersainglah yang sehat karena apapun Kalau bekerja sama dengan iblis jatuhnya itu enggak akan bisa mulus pasti akan memakan korban dan kita sendiri yang menyantet pun akan mendapatkan akibat yang mengerikan, dia bisa meninggal juga karena santet," pesan Tessa.
Dengan film ini, Tessa berharap dapat mengedukasi serta memberikan wawasan baru tentang budaya dan kepercayaan lokal kepada penonton.