Jakarta – Musik religi kontemporer, seperti kasidah yang mengandung pesan-pesan Islam, telah menjadi bagian dari media elektronik sejak tahun 1970-an.
Ini merupakan bagian dari upaya pembangunan bangsa, di mana artis dengan citra religius maupun sekuler membawakan lagu-lagu Islami di televisi lokal. Seperti apa kelanjutannya? Berikut ini JagoDangdut sajikan untuk Anda!
Peran Musik Religi Kontemporer
- instagram: @ustadzabdulsomad_official
Menurut Inaya Rakhmani, pasca reformasi Indonesia di tahun 2000-an, musik dakwah mendapatkan momentum baru dengan pertumbuhan industri televisi komersial. Terutama selama bulan Ramadhan, musik dakwah menjadi lebih sering ditampilkan di layar kaca.
Genre musik seperti kasidah, rebana, dan dangdut, serta grup-grup musik nasyid, yang populer di Malaysia, kini juga menemukan tempatnya di Indonesia, disiarkan sepanjang tahun oleh televisi dan radio.
Tren ini meningkat dengan kehadiran artis seperti Rhoma Irama dan grup musik seperti Snada (Senandung Nada dan Dakwah) serta Opick, yang mempopulerkan musik dakwah melalui tangga lagu, acara musik, dan konser.
Meskipun ayat-ayat Al-Qur’an dan hadits yang dibawakan dalam acara musik dakwah di televisi jarang bersifat doktrinal, jenis musik ini memusikalisasi pandangan Islam yang sesuai dengan tatanan sosial modern dan sekuler.
Berlawanan dengan stigma penyebaran Islam yang represif, dakwah yang efektif adalah yang dapat menyentuh hati dan diterima oleh masyarakat, yang juga merupakan fungsi dari musik dakwah.
Dengan demikian, musik religi kontemporer telah memainkan peran penting dalam menyebarkan ajaran Islam, memberikan pendekatan yang lebih lembut dan dapat diterima oleh hati setiap insan. Musik ini tidak hanya menghibur tetapi juga mengedukasi, membawa pesan-pesan spiritual yang mendalam kepada pendengarnya.