THR: Rhoma Irama Tanya Musik Haram Apa Tidak, Begini Penjelasan Ustadz Abdul Somad - JagoDangdut

THR: Rhoma Irama Tanya Musik Haram Apa Tidak, Begini Penjelasan Ustadz Abdul Somad

Rhoma Irama dan UAS
Share :

Jakarta – Pada Ramadan 2024 ini, JagoDangdut akan mengulas tentang Tausiah dari Rhoma Irama yang pernah dibahas dalam YouTube pribadinya, dalam program THR yang mana singkatan dari Tausiah Haji Rhoma.

Seperti yang kita ketahui, selain seorang Raja Dangdut, Rhoma Irama merupakan seorang pendakwah. Bersama Soneta, Rhoma Irama juga mengusung Voice of Muslim.

Sang Raja Dangdut, pernah berada di ambang keputusan untuk mengakhiri karirnya sebagai penyanyi karena adanya pandangan dari beberapa ulama yang menyebut musik sebagai sesuatu yang haram.

Dalam pencarian jawaban atas dilema ini, Rhoma Irama mengadakan dialog dengan Ustad Abdul Somad. Lantas seperti apa kelanjutannya? Berikut ini JagoDangdut sajikan untuk Anda!

Penjelasan Ustadz Abdul Somad Mengenai Musik dalam Islam

Ustaz Abdul Somad
Foto :
  • -

Pada suatu kesempatan yang terekam dalam saluran YouTube “Bisikan Rhoma”, Rhoma Irama mempertanyakan kepada Ustad Abdul Somad mengenai hukum mendengarkan musik dalam islam.

“Pernah ramai soal menyanyi yang sebagian mengklaim itu haram, tiba-tiba ada saudara kita yang menyebutkan bahwa nyanyi itu haram. Barang kali ustad bisa menjelaskan, musik haram itu seperti apa?” tanya Rhoma Irama.

Dalam responsnya, Ustad Abdul Somad merujuk pada ayat Alquran yang menggambarkan keindahan langit yang dihiasi bintang-bintang. Beliau mengutip pendapat Syekh Yusuf Alqaradhawi,

“Kata Syekh Yusuf Alqaradhawi, kalau mata begitu nikmatnya melihat bintang, maka telinga juga perlu sesuatu yang nikmat. Apa itu, suara yang indah,” bebernya.

Ustad Abdul Somad melanjutkan dengan menyanyikan sebagian lirik dari lagu Rhoma Irama, mengilustrasikan bahwa ada keindahan yang dapat dirasakan melalui telinga kita, sama seperti mata kita menikmati pemandangan bintang di langit.

Beliau menambahkan bahwa para imam seringkali mengungkapkan suara indah mereka melalui nyanyian dalam ibadah, menunjukkan bahwa keindahan suara dapat menjadi sarana hidayah.

“Jadi dalam keindahan itu justru kadang hidayah itu masuknya lewat yang indah-indah itu. Lagu itu sama seperti omongan, kalau maknanya baik, mengajak kepada dakwah ya baik, tapi kalau maknanya jelek, mengajak pada perbuatan maksiat, ya tidak baik,” terang Ustad Abdul Somad.

Menurut Ustad Abdul Somad, lagu sering diciptakan berdasarkan kondisi psikologis atau situasi tertentu yang dialami oleh penciptanya. Sebagai contoh, lagu “Bengawan Solo” mungkin tercipta ketika Gesang terinspirasi oleh pemandangan Sungai Solo.

Ustad Abdul Somad juga menyinggung tentang lagu-lagu yang berisi tema maksiat, seperti “cinta satu malam” atau “selimut tetangga,” yang menurutnya tidak membawa pesan yang baik.

Rhoma Irama menyimpulkan pembicaraan dengan menyatakan bahwa, seperti mata yang menikmati keindahan bintang, telinga pun memerlukan keindahan yang dapat diberikan oleh musik, selama musik tersebut tidak merusak. Dengan demikian, pentingnya memilih lagu yang memiliki makna positif dan tidak merusak menjadi penekanan dalam diskusi ini.

Share :
Berita Terkait