Ketika Babe Cabita hendak pergi, pria tua itu memanggil seorang pria Indonesia yang fasih berbahasa Arab untuk menerjemahkan pesannya.
Pria tua itu, yang ternyata seorang ulama, kemudian berdoa untuk Babe Cabita, sebuah momen yang menyentuh hati hingga membuat pria Indonesia yang menerjemahkan menjadi terharu.
“Dia ulama di sini. Abis itu lama-lama dia berdoa si Ulama ini. Habis ngomong-ngomong Bahasa Arab, tepuk-tepuk aku berdoa. Si kawan (orang Indonesia) juga berdoa,” terangnya.
Meskipun awalnya bingung dengan doa yang diucapkan, Babe Cabita merasakan adanya hikmah dari kejadian tersebut.
“Berdoalah kami bertiga. Tiba-tiba si kawan Indonesia ini nangis terseguk-seguk. Ini doain apa, aku penasaran itu. Abis itu aku ditiup muka aku. Aku sempet syok tiba-tiba. Insyaallah katanya,” ujar Babe Citata.
Ia merasa mendapat hidayah dan sejak itu, ia selalu menutupi kepalanya saat sholat, mengikuti nasihat ulama tersebut. Pengalaman ini juga telah mempengaruhi konten media sosialnya, di mana ia sering terlihat mengenakan kupluk selama sholat, sebuah adaptasi praktis untuk rambut keritingnya.
“Hikmahnya sekarang, karena bapak itu doain dan pasti dia betul-betul tulus doain aku, sampai sekarang sebisa mungkin kalau sholat aku harus pakai penutup (kepala). Makanya konten-konten di Instagram ada yang kupluk. Karena kalo pakai peci susah rambut aku kribo. Jadi aku sekarang sholat pakai kupluk,” jelasnya.