Jakarta - Selain memanjakan telinga dengan mendengarkan musik-musik dari sang idola, ikut berbagi antusiasme dan kegembiraan dalam sebuah konser menjadi salah satu pengalaman yang selalu dinanti-nantikan oleh penikmat musik. Seperti konser Coldplay yang beberapa lalu digelar di Jakarta, para penggemarnya berlomba-lomba untuk mendapatkan tiket yang habis terjual dalam waktu sekejap.
Memiliki antusias yang cukup besar dari penggemarnya di Indonesia, rupanya perhelatan tersebut dimanfaatkan oleh pihak-pihak tidak bertanggung jawab, banyak penipuan tiket konser yang telah memakan banyak korban.
Kasus tersebut masuk sampai ke ranah hukum, di mana dalam hasil pemeriksaan, pihak kepolisian mengungkapkan terkait penipuan tersebut, pihak penyelenggara tidak ada sangkut pautnya.
Antisipasi Penipuan Konser Jaman Dulu
- Instagram/rhoma_official
Meskipun perkembangan zaman telah melahirkan banyak perubahan, termasuk tiket sebuah konser, nyatanya kasus tersebut belum bisa teratasi dengan baik.
Kendati begitu, kasus tersebut tidak hanya terjadi di era digital belakangan ini. Kasus serupa banyak terjadi pada tahun 1970-an silam. Saat itu Rhoma Irama dan Soneta sedang memiliki jadwal yang cukup padat, meskipun saat Haji Raden Oma Irama itu dilarang tampil di sejumlah televisi pada saat Orde Baru.
Kecintaan para penggemarnya membuat setiap penampilannya selalu dinanti-nantikan. Beruntung kerinduan fans Rhoma Irama bisa sedikit terobati saat banyak Orkes Melayu sering menyanyikan lagu-lagu miliknya.
Tidak hanya itu, para Orkes Melayu itu juga dinyanyikan dengan para biduan yang mirip dengan Rhoma Irama. Tidak hanya dibuat mirip dalam bentuk fisik, gaya dandan dan panggung para biduan juga diminta untuk sang Raja Dangdut semirip mungkin.
Namun, beda urusan jika nama Rhoma Irama disalahgunakan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab. Pasalnya, tak sedikit kasus penipuan yang menggunakan nama Rhoma Irama dalam sebuah konser. Ada yang terpampang di baliho atau diiklankan melalui siaran radio.
- YouTube: Makna Talks
Tentunya, untuk melakukan konfirmasi tidak mudah seperti saat ini dengan perkembangan media sosial yang semakin canggih. Di zaman, untuk verifikasi masih harus membutuhkan waktu sementara konser sudah terlanjur digelar.
Hal lainnya juga terjadi ketika pentas harus tetap terlaksana namun bintang utama berhalangan untuk hadir yang membuat banyak para penonton kecewa.
Berkaca dari pengalaman tersebut, muncullah sebuah mekanisme unik yang dilakukan untuk mengantisipasi kasus-kasus tersebut. Mekanisme itu disebut 'Rolling Show'. Di mana penyelenggara memiliki kesempatan untuk menunjukkan guest starnya hadir ke hadapan publik.
Rolling Show sendiri memiliki konsep seperti arak-arakan. Rolling sendiri biasanya digelar pada pagi atau siang hari di hari yang sama. Hal itu dilakukan oleh penampil yang berasal tidak dari daerah tersebut. Arak-arakan ini dijumpai di panggung-panggung daerah tahun 1970-1980-an.
- Twitter: @swetermerah
Hal tersebut juga terjadi pada Rhoma Irama saat dirinya menggelar pentas di berbagai daerah. Dalam podcast miliknya, Sudjiwo Tedjo membagikan pengalamannya saat Rhoma Irama melakukan Rolling Show.
“Di Situbundo, sekitar pukul 10.00 [WIB], Rhoma Irama diarak keliling kota menaiki mobil Jeep. Rhoma Irama berdiri di dekat kaca depan mobil. Ia berdiri dan melambaikan tangan. Dan aku ikut melambambaikan tangan," terang Sujiwo Tejo.
“Jadi kalau zaman dulu itu kalau ga dipamerkan dulu artisnya, ga akan percaya orang. Dulu jual tiket secara langsung. Kalau sudah lihat orangnya, oh betul. Karena dulu banyak yang bohong. Misalnya, akan tampil ini, padahal ga ada," jelas rhoma Irama.