Namun, selang setahun, ia pun pindah ke Jakarta. Setiap malam Minggu, Iis selalu dapat giliran manggung di Taman Impian Jaya Ancol dengan honor Rp 90 ribu per bulan. Tak hanya Ancol, Iis juga dikontrak Taman Ria Monas & Taman Mini Indonesia Indah. Iis telah menunjukan bakatnya di usia masih 14 tahun.
Berbagai upaya dilakukan untuk meraih impiannya. Iis pun tak ingin lagi dipandang sebagai penyanyi amatiran, karena ia ingin menekuni bidang tersebut secara profesional. Namun, dalam perjalanannya, Iis pernah mengalami pengalaman yang kurang mengenakan. Ia pernah ditipu saat mengikuti tes untuk tampil di program Wajah Baru TVRI. Uang sebesar Rp800 ribu pun raib tak tersisa. Namun, Iis tidak menyerah.
Kerja keras akhirnya mengantarkannya sebagai bintang tamu program Wajah Baru TVRI. Pihak TVRI juga meminta Iis untuk menjadi bintang tamu pentas lenong. Tak disangka penampilan Iis menarik perhatian asisten produser dari Akurama Record.
Ia mendapat tawaran kontrak 8 album sekaligus. Ia sempat ragu lantaran dalam kontrak tersebut untuk lagu dangdut. Namun, Iis pun menyepakatinya. Nama Iis Laeliyah pun diganti menjadi Iis Dahlia oleh sang produser dengan harapan supaya kariernya selalu mekar mewangi seperti bunga Dahlia.
Setiap album, Iis memperoleh honor Rp750 ribu kala itu. Selain membawakan lagu khas Indonesia tersebut, wanita berhidung bangir ini juga sempat menyanyikan lagu-lagu Mandarin yang telah diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia.
Album pertama Iis dalam kariernya sebagai penyanyi dangdut belum terlalu sukses. Namun, segalanya terbayar di album kedua. Dengan lagu andalan “Tamu Tak Diundang” nama Iis Dahlia semakin melambung. Album keduanya pun terjual hingga 1 juta kopi.
Iis pun diganjar pengargaan oleh HDX Award (1990) karena penjualan albumnya yang tinggi.