Musik Melayu Deli dan Pengaruhnya terhadap Eksistensi Dangdut di Indonesia - JagoDangdut

Musik Melayu Deli dan Pengaruhnya terhadap Eksistensi Dangdut di Indonesia

gendang alat musik dangdut
Share :

Jakarta Musik Melayu Deli adalah salah satu jenis musik tradisional yang berkembang di daerah Deli, Sumatera Utara.

Musik ini memiliki ciri khas irama yang lembut, syair yang berisi pantun, dan alat musik yang terdiri dari biola, arkedon, gendang, gambus, tambur, dan kompang.

Musik Melayu Deli biasanya dimainkan dalam acara-acara adat, seperti pernikahan, khitanan, dan pesta rakyat.

Musik Melayu Deli memiliki sejarah yang panjang dan berakar dari budaya Melayu yang kaya dan beragam. Lantas bagaimana musik melayu deli dapat mempengaruhi keberlangsungan musik dangdut di Indonesia. Berikut ini JagoDangdut sajikan untuk Anda!

Pengaruh Musik Melayu Deli Terhadap Dangdut

Elvy Sukaesih dan Ahmad Albar
Foto :
  • Elvy Sukaesih Instagram

Menurut Ensiklopedi Musik Indonesia, musik Melayu Deli mulai berkembang sejak abad ke-19, ketika daerah Deli menjadi pusat perdagangan dan perkebunan tembakau.

Pada masa itu, banyak orang dari berbagai etnis dan bangsa datang ke Deli, seperti Arab, India, Cina, Eropa, dan lain-lain. Hal ini membawa pengaruh budaya dan musik yang beragam pula.

Salah satu pengaruh yang kuat adalah dari musik India, khususnya dari alat musik tabla yang dimainkan oleh para pedagang India.

Tabla adalah alat musik perkusi yang terdiri dari dua buah gendang kecil yang dimainkan dengan tangan.

Tabla menghasilkan bunyi yang khas, seperti dang-dut, yang kemudian menjadi ciri khas musik Melayu Deli.

Selain itu, pengaruh musik Arab juga terlihat dari penggunaan gambus, yaitu alat musik petik yang mirip dengan gitar.

Musik Melayu Deli tidak hanya dipengaruhi oleh budaya asing, tetapi juga mempengaruhi budaya lain, khususnya musik dangdut.

Musik dangdut adalah salah satu jenis musik populer di Indonesia yang memiliki banyak penggemar.

Musik dangdut berasal dari asimilasi berbagai jenis musik, seperti qasidah, gambus, musik Melayu, dan musik Barat.

Menurut Derta Arjaya, musik dangdut merupakan perkembangan dari musik Melayu Deli yang dipadukan dengan musik Barat, seperti rok dan elektronik.

Pengaruh musik Melayu Deli terhadap musik dangdut dapat dilihat dari beberapa aspek, seperti irama, syair, dan alat musik.

Irama musik dangdut masih mengandung unsur tabla yang menjadi ciri khas musik Melayu Deli. Syair musik dangdut juga masih menggunakan pantun, meskipun dengan tema yang lebih modern dan variatif.

Alat musik musik dangdut juga masih menggunakan biola, gambus, dan gendang, meskipun ditambah dengan alat musik elektronik, seperti keyboard, gitar, dan drum.

Musik Melayu Deli dan musik dangdut adalah dua jenis musik yang saling berhubungan dan berpengaruh. Musik Melayu Deli adalah salah satu akar dari musik dangdut, yang merupakan musik populer di Indonesia.

Musik dangdut juga merupakan salah satu bentuk pelestarian dan pengembangan dari musik Melayu Deli, yang merupakan musik tradisional yang kaya dan beragam. Kedua jenis musik ini menunjukkan kekayaan dan keragaman budaya dan musik Indonesia.

Perkembangan Musik Dangdut di Indonesia

Elvy Sukaesih dan Ridho Rhoma
Foto :
  • Elvy Sukaesih Instagram

1. Era Dangdut Tahun 1950-an hingga 1960-an

Pada masa ini, film Bollywood sangat populer di Indonesia, memainkan peran penting dalam memperkenalkan musik India. Ellya Khadam, bergabung dengan Orkes Melayu Kelana Ria, menjadi pelopor Dangdut dengan lagu-lagu seperti "Boneka dari India" dan "Pergi Tanpa Kembali." Ellya Khadam diakui sebagai salah satu pendiri musik Dangdut di Indonesia.

2. Era Dangdut Tahun 1960-an hingga 1970-an

Musik Dangdut berkembang pesat pada periode ini. Pengaruh tidak hanya dari India, tetapi juga dari musik Arab, terutama dalam teknik vokal dan harmonisasi nada. Rhoma Irama, Meggy Z, dan A. Rafiq adalah beberapa nama besar yang muncul, membawa pengaruh rock Amerika ke dalam musik Dangdut. Gitar elektrik juga diperkenalkan, memperkaya instrumen musik Dangdut.

3. Era Dangdut Tahun 1970-an hingga 1990-an

Musik Dangdut mencapai puncak kepopulerannya pada tahun 1979, dianggap sebagai "tahun Dangdut" oleh majalah Tempo. Rhoma Irama dan Elvy Sukaesih mendominasi panggung musik Indonesia. Konser Dangdut bahkan diadakan di luar negeri, menunjukkan daya tarik global genre ini.

4. Era Dangdut Tahun 2000-an

Pada awal 2000-an, Dangdut mengalami perubahan aransemen untuk mengatasi rasa jenuh. Dangdut koplo muncul sebagai subgenre dengan irama gendang yang khas. Para musisi di Jawa Timur memimpin gerakan ini dengan memadukan unsur musik dangdut dengan gaya yang lebih modern. Meskipun kontroversial, dangdut koplo mampu menarik pendengar dengan irama yang lebih padat dan cepat.

Hingga kini, Dangdut tetap relevan dalam industri musik Indonesia. Penyanyi-penyanyi muda terus mengadopsi elemen-elemen Dangdut ke dalam karya-karya mereka, menciptakan paduan antara tradisi dan modernitas. Dangdut tidak hanya sekadar musik; ia menjadi bagian vital dari kehidupan sehari-hari masyarakat Indonesia.

Perkembangan musik dangdut di Indonesia terus berlanjut hingga saat ini. Musik dangdut telah mengalami pemodifikasian entah dari alat musik ataupun aransemen yang ada.

Alat musik tradisional seperti gendang dan ukulele dikolaborasikan dengan alat musik modern seperti bass dan gitar. Aransemen yang digunakan dimodifikasi pula, tidak lagi hanya dangdut klasik namun kini dangdut digabungkan dengan pop serta koplo. Dangdut saat ini telah terbuka terhadap pengaruh bentuk musik lain, mulai dari keroncong, degung, gambus, rock, pop, bahkan house music.

Share :
Berita Terkait