Jakarta - Penyanyi dangdut legendaris, Raden Haji Oma Irama mengambil sikap untuk mewujudkan demokrasi yang berintegritas pada hari ini 22 Februari. Rhoma Irama merasa risau dengan isu kecurangan pemilu 2024.
Sebagai pendukung pasangan calon nomor urut 1 Anis Baswedan dan Muhaimin Iskandar, Rhoma menduga kecurangan dalam pemilu 2024 ini benar-benar terjadi. Seperti apa? Simak selengkapnya dalam artikel berikut ini!
Kawal Pemilu 2024
- Tiktok relawanan135
Raja dangdut Rhoma Irama menyatakan sikapnya terkait dugaan kecurangan yang terjadi pada Pemilu 2024. Rhoma Irama mengatakan bahwa kecurangan pemilu adalah kejahatan pemilu yang merusak etika dan moral bangsa.
"Kecurangan pemilu, atau boleh dikatakan kejahatan pemilu, telah terjadi sejak sebelum, saat, hingga saat penghitungan suara. Etika dan moral yang selama ini selalu kita agung-agungkan, telah menguap hilang, terutama di kalangan elit yang menguasi sumber daya politik dan ekonomi," ujar Rhoma Irama.
Rhoma Irama menilai bahwa pemilihan umum yang seharusnya menjadi pesta demokrasi bagi seluruh rakyat, telah disalahgunakan oleh kelompok tertentu yang ingin memenangkan calonnya dengan cara-cara tidak jujur dan adil. Ia mencontohkan adanya penyalahgunaan bantuan sosial, politik uang, tekanan aparat, hingga surat suara yang sudah tercoblos sebelum pemungutan suara.
"Pemilihan umum yang sejatinya merupakan pesta rakyat, telah menjadi pesta kelompok tertentu saja. Kebebasan berpendapat dan memilih, telah dibungkam dengan tekanan, beras dan uang," tutur Rhoma Irama.
Akibat dari kecurangan pemilu ini, menurut Rhoma Irama, adalah terciptanya pemerintahan yang tidak memiliki legitimasi yang kuat di mata rakyat. Ia mengkhawatirkan bahwa pemimpin yang terpilih nantinya akan menjadi pemimpin yang ditakuti, tetapi tidak dicintai oleh rakyatnya.
"Proses yang penuh cacat ini, hanya akan menghasilkan pemerintahan yang tidak punya legitimasi kokoh di mata rakyat. Pemimpin yang ditakuti, tetapi tidak dicintai rakyatnya," ungkap Rhoma Irama.
Untuk itu, Rhoma Irama mengajak seluruh elemen masyarakat, khususnya pendukung pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut satu Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar (AMIN), untuk mengawal dan memastikan pemilu berlangsung jujur dan adil. Ia juga meminta agar berbagai bukti kecurangan disampaikan kepada pihak yang bertanggung jawab, seperti Bawaslu, MK, atau DPR.
"Kita harus mengawal dan memastikan Pemilu berlangsung jujur dan adil, dengan ikut mengawasi perhitungan suara di KPU, serta menyampaikan berbagai bukti kecurangan kepada pihak yang bertanggung jawab," tegas Rhoma Irama.
Selain itu, Rhoma Irama juga mengimbau agar seluruh pendukung paslon tidak terprovokasi untuk diadu domba oleh pihak-pihak yang ingin mengacaukan situasi. Ia mengingatkan bahwa persatuan dan kesatuan bangsa adalah hal yang utama dan harus dijaga.