4 Jenis Musik yang Berpengaruh pada Musik Dangdut di Indonesia - JagoDangdut

4 Jenis Musik yang Berpengaruh pada Musik Dangdut di Indonesia

Elvy Sukaesih dan Ahmad Albar
Share :

Jakarta – Musik dangdut adalah salah satu genre musik yang sangat populer di Indonesia. Musik ini memiliki ciri khas irama yang menghentak, vokal yang melengking, dan lirik yang sederhana namun menyentuh.

Namun, tahukah Anda bahwa musik dangdut tidak tercipta begitu saja? Musik ini ternyata dipengaruhi oleh berbagai jenis musik lain yang ada sebelumnya.

Apa saja jenis musik yang berpengaruh pada musik dangdut? Berikut ini JagoDangdut sajikan penjelasan mengenai jenis musik yang mempengaruhi dangdut.

1. Qasidah

Nasida Ria
Foto :
  • YouTube/DPM Dangdut Station

Qasidah adalah salah satu jenis musik yang berasal dari Arab dan berkaitan dengan agama Islam. Qasidah biasanya berisi syair-syair yang mengandung nilai-nilai dakwah dan kebaikan. Qasidah masuk ke Indonesia sejak abad ke-7 hingga ke-16 bersama dengan penyebaran agama Islam oleh para pedagang dan ulama dari Arab, Gujarat, dan Persia.

Qasidah memiliki irama yang khas dengan nuansa Timur Tengah. Alat musik yang digunakan adalah rebana, yaitu alat musik perkusi yang berbentuk lingkaran dan ditutup dengan kulit binatang. Qasidah juga sering dinyanyikan dengan paduan suara perempuan yang mengiringi penyanyi utama.

Salah satu grup qasidah modern yang terkenal di Indonesia adalah Nasida Ria dari Semarang. Grup ini menciptakan lagu-lagu qasidah dengan menggunakan bahasa Indonesia dan mengadaptasi gaya musik modern. Lagu-lagu Nasida Ria seperti Perdamaian, Jilbab Putih, dan Kota Santri menjadi hits di kalangan masyarakat.

Qasidah memberikan pengaruh pada musik dangdut dalam hal irama, syair, dan alat musik. Banyak lagu dangdut yang menggunakan rebana sebagai salah satu instrumennya. Selain itu, beberapa lagu dangdut juga mengambil tema-tema religius yang mirip dengan qasidah.

2. Gambus

Elvy Sukaesih dan Ahmad Albar
Foto :
  • Elvy Sukaesih Instagram

Gambus adalah jenis musik yang juga berasal dari Arab dan menggunakan alat musik bernama sama, yaitu gambus. Gambus adalah alat musik yang berupa gitar dengan suara yang rendah. Gambus masuk ke Indonesia sekitar abad ke-19 hingga ke-20 bersama dengan migrasi orang-orang Arab ke Nusantara.

Gambus menjadi salah satu musik favorit di kalangan orang-orang Arab-Indonesia, terutama di daerah pesisir seperti Surabaya, Jakarta, dan Medan. Gambus juga berkembang menjadi orkes gambus, yaitu grup musik yang menggunakan gambus sebagai alat musik utama dan ditambah dengan alat musik lain seperti biola, gendang, dan keyboard.

Salah satu pelopor orkes gambus di Indonesia adalah Syech Albar, ayah dari Ahmad Albar yang terkenal sebagai vokalis grup rock God Bless. Syech Albar mendirikan orkes gambus pertama di Surabaya pada tahun 1930 dan membuat rekaman piringan hitam yang laris di pasar Malaysia dan Singapura.

Gambus memberikan pengaruh pada musik dangdut dalam hal alat musik, vokal, dan genre. Banyak lagu dangdut yang menggunakan gambus sebagai salah satu instrumennya, misalnya lagu-lagu Rhoma Irama. Selain itu, teknik vokal dangdut juga banyak dipengaruhi oleh gaya nyanyi gambus yang melengking dan bergetar. Genre musik dangdut juga sering dikombinasikan dengan genre gambus, misalnya dangdut koplo gambus.

3. Musik Melayu

Meggy Z
Foto :
  • Repro YouTube

Musik Melayu adalah jenis musik tradisional yang berkembang di wilayah pantai timur Sumatera, Kalimantan, dan Semenanjung Malaya. Musik Melayu memiliki ciri khas lirik yang mengandung pesan moral dan sesuai dengan kehidupan sehari-hari. Musik Melayu juga dinyanyikan dengan teknik vokal khas Melayu yang menggunakan cengkok atau variasi nada.

Musik Melayu menggunakan alat musik yang berasal dari budaya Arab dan Eropa, seperti biola, gambus, rebana, gong, serunai, dan akordion. Namun, seiring dengan perkembangan zaman, alat musik tersebut digantikan dengan alat musik modern seperti keyboard, gitar, dan drum.

Musik Melayu mengalami penurunan popularitas pada masa-masa musik populer menginvasi Indonesia.

Namun, musik Melayu tetap memberikan pengaruh pada musik dangdut dalam hal lirik, vokal, dan genre.

Banyak lagu dangdut yang menggunakan lirik yang sederhana dan menyentuh, seperti lagu-lagu Meggy Z dan Mansyur S. Teknik vokal dangdut juga banyak mengadopsi cengkok Melayu, seperti yang ditunjukkan oleh Elvy Sukaesih dan Rita Sugiarto. Genre musik dangdut juga sering dikombinasikan dengan genre Melayu, misalnya dangdut Melayu.

4. Irama Amerika Latin

Dangdut In America
Foto :
  • Youtube/Dangdut In America

Irama Amerika Latin adalah jenis musik yang berasal dari Amerika Selatan dan Tengah, seperti Brasil, Kuba, dan Meksiko. Irama Amerika Latin memiliki ciri khas irama yang menghentak, dinamis, dan penuh semangat. Irama Amerika Latin masuk ke Indonesia pada tahun 1950-an oleh beberapa komponis dari Amerika Latin, seperti Perez Prado dan Xavier Cugat.

Irama Amerika Latin menjadi sangat populer di Indonesia dan banyak digemari oleh masyarakat. Irama Amerika Latin juga menginspirasi banyak musisi Indonesia untuk menciptakan lagu-lagu dengan irama yang serupa, seperti lagu-lagu Ismail Marzuki, Oslan Husein, dan Lilis Suryani.

Irama Amerika Latin memberikan pengaruh pada musik dangdut dalam hal irama, alat musik, dan genre. Banyak lagu dangdut yang menggunakan irama yang menghentak dan dinamis, seperti lagu-lagu A. Rafiq dan Camelia Malik. Alat musik yang digunakan dalam irama Amerika Latin, seperti konga, marakas, dan trompet, juga sering digunakan dalam musik dangdut. Genre musik dangdut juga sering dikombinasikan dengan genre Amerika Latin, misalnya dangdut salsa, dangdut cha-cha, dan dangdut reggae.

Share :
Berita Terkait