Jakarta - Ganjar Pranowo dan Mahfud MD, yang merupakan pasangan calon presiden dan wakil presiden dengan nomor urut 3, telah menegaskan komitmen mereka untuk mengembangkan industri musik Indonesia, khususnya genre dangdut.
Mahfud MD berpendapat bahwa tidak ada alasan lagi untuk tidak mempopulerkan dangdut di kancah internasional. Menurutnya, dangdut adalah hasil akulturasi dari berbagai budaya seperti Melayu dan Arab.
Populerkan Dangdut ke Luar Negeri
- -
Sebagai pakar hukum negara, Mahfud MD menegaskan bahwa hal ini sesuai dengan mandat yang tercantum dalam Undang-Undang Dasar negara kita.
“Itu biar berkembang sendiri di masyarakat, musisi ya, kita akan mendorong. Semua kreativitas di bidang masyarakat kita dukung. Karena tuh di Undang-Undang Dasar disebut pemerintah harus memajukan kebudayaan nasional,” kata Mahfud.
Sebelumnya, pada malam Jumat (9/1), Ganjar dan Mahfud mencoba naik ke panggung Dangdut Academy.
Mahfud berpendapat bahwa kebudayaan nasional berasal dari berbagai daerah dan merupakan hasil dari proses akulturasi, termasuk dalam musik.
"Makanya saya sebut musik asli dangdut Indonesia itu aslinya Melayu bercampur India, bercampur Arab, jadi dangdut. Seperti sekarang yaa yang dimaikan Pak Rhoma Irama. Sebelum itu kan Melayu sendiri, India sendiri, Arab sendiri dengan kastanya sendiri. Lalu dangdut bercampur ketiganya, bagus itu," terang Mahfud.
Jika terpilih sebagai presiden, Ganjar Pranowo berjanji bahwa ia dan Mahfud MD akan fokus pada pembagian royalti yang akan menjadi pilar ekonomi bagi musisi Indonesia.
“Untuk senimannya, dan musiknya, para seniman dan budayawan sudah bertemu saya. Sudah bertemu, kami berdua bicara soal royaltinya," ujar Ganjar.
Dia menambahkan, “Bicara soal mengembangkaan talenta ini bisa betul-betul tumbuh berkembang dalam ekosistem yang sangat bagus. Itu yang mereka sampaikan, termasuk penegakan hukumnya. Karena masalah hak cipta, karena pencurian hak cipta itu nggak bisa.”