Jakarta - Pemilu 2024 akan berlangsung pada tanggal 14 Februari 2024 nanti. Selain memilih calon anggota DPRD kabupaten/kota, provinsi dan DPR-RI serta DPD, pemilu kali ini juga memilih pasangan calon (Paslon) presiden dan wakil presiden untuk periode 2024-2029.
Rhoma Irama, sang legenda Dangdut, dikabarkan telah memberi dukungan kepada salah satu pasangan calon (Paslon) Presiden dan Wakil Presiden untuk pemilu 2024 yang akan datang.
Tentunya, pemilu kali ini cukup menarik perhatian publik. Lalu ke mana arah pilihan sang musisi terkenal Indonesia itu pada pilpres 2024 ini.
Sikap Rhoma Irama pada Pemilu 2024
- Instagram/rhoma_official
Baru-baru ini, Rhoma Irama mengundang Eep Saefulloh Fatah selaku konsultan politik dalam podcastnya yang bernama 'Bisikan Rhoma'. Dalam perbincangannya tersebut, Eep Saufollah bicara soal pilihan Rhoma Irama pada pemilu 2024 mendatang.
Sebagaimana diketahui, Rhoma Irama berpihak pada Prabwo Subianto pada pemilu 2019 lalu.
Pada pemilu 2024 ini Rhoma Irama sempat dikatakan netral. Namun ternyata belakangan diketahui tidak netral. Rhoma Irama telah menetapkan sikap untuk memilih salah satu dari paslon capres-cawapres pada pemilu 2024.
Sang Raja Dangdut dikatakan telah memantapkah hatinya untuk memilih paslon nomor urut 1, Anies Rasyid Baswedan-Muhaimin Iskandar (AMIN). Kendati begitu, Rhoma Irama belum benar-benar seratus persen menentukan pilihannya.
"2024 saya berpikir mau netral, karena 2019 itu perpecahan bangsa ini luar biasa. Umat (ter)belah bangsa terpecah, artinya ini sangat menyedihkan,” kata Rhoma Irama dilansir JagoDangdut pada Minggu, 28 Januari 204.
Lalu dirinya berpikir apakah dia bisa berperan untuk menyatukan umat yang terpecah ini, menyatukan ukhuah Islamiayah ini, menyatukan ukhuwa watoniyah ini.
“Saya ingin berperan kepada kelompok-kelompok, kepada tokoh-tokoh masyarakat yang punya komitmen itu. Gue mau ambil bagian ituh deh, sampai sekarangpun antara memilhak dan netral itu masih belum jelas betul,” jelas Rhoma Irama.
Meskipun begitu, Rhoma Irama ingin keberpihakan dalam pandangan politik bukanlah untuk memecah belah. Ia merasa penting bahwa pola pikir masyarakat harus diubah terkait pemilu. Lantaran hal tersebut bukanlah pertarungan, namun kegiatan yang menjadikan pemilu untuk perlombaan menuju kebaikan.