Musik India mempunyai unsur utama berupa tabuhan gendang, sementara suara cengkok penyanyi adalah unsur utama dari musik Melayu.
Kata dangdut berasal dari bunyi alat musik tabla yang kala itu sering menjadi alat musik pengiring, berupa “tak, tung, dang, dan dut ”. Nah, kata “ dang ” dan “ dut ” kemudian menjadi terminologi baru untuk menyebut Orkes Melayu.
Istilah "dangdut" sendiri berasal dari suara permainan alat musik India, tabla. Seiring berjalannya waktu, genre ini berkembang dan menciptakan berbagai subgenre, seperti dangdut house, rock-dut, pop-dangdut, dan dangdut koplo yang sedang naik daun.
Meskipun tidak semua orang Indonesia menyukai dangdut, genre musik ini telah menjadi bagian integral dari kebudayaan musik di negara tersebut. Dangdut tidak hanya diakui sebagai bentuk seni, tetapi juga sebagai cerminan dari kehidupan sehari-hari masyarakat.
Dari pasar tradisional hingga kota-kota besar, musik dangdut mengisi berbagai acara dan merasuki keberagaman budaya Indonesia.
Hingga kini, Dangdut tetap relevan dalam industri musik Indonesia. Penyanyi-penyanyi muda terus mengadopsi elemen-elemen Dangdut ke dalam karya-karya mereka, menciptakan paduan antara tradisi dan modernitas. Dangdut tidak hanya sekadar musik; ia menjadi bagian vital dari kehidupan sehari-hari masyarakat Indonesia.
Perkembangan musik dangdut di Indonesia terus berlanjut hingga saat ini. Musik dangdut telah mengalami pemodifikasian entah dari alat musik ataupun aransemen yang ada.